Jumat, 24 September 2010

Pendekar Muda di Jagat Kolektor

Ruang Fang Gallery di lantai 27 The Plaza Jl. Thamrin Jakarta Pusat itu terlihat bersih, luas dan tertata rapi. Desainnya minimalis, dindingnya dihiasi lukisan kontemporer kecuali dinding kaca yg menghadap ke utara.
Hanya ada dua orang di ruang ini, pemilik dan pengelolanya Felicia Guo dan asistennya Sin Yan. Felicia kelahiran Jakarta 1983, baru 3 bulan kembali ke Indonesia setelah 10 tahun menetap di Beijing, utk belajar di Beijing Central Academy of Fine Art.
Dia meraih gelar sarjana utk melukis dan Master utk Sejarah Seni dgn program Manajemen Seni pd 2000-2008. Kemudian dia bekerja di balai lelang Council Auction Beijing pd 2008-2010.
Sejak kecil kehidupan Felicia sdh akrab dgn seni. Ibunya, Kertawijaya, adalah seorang dan sering pameran di Jakarta pd 1990-an.
Bila ada pameran di berbagai tempat, ibunya mengajak Felicia utk memberikan apresiasi. Lama kelamaan dia suka melukis dan mendapat dukungan dari orang tua. Setelah lulus SMA Felicia pun menempuh pendidikan di Beijing. "Waktu jadi mahasiswa di Beijing, saya mengajak teman kuliah dan dosen saya utk pameran di Edwin's Gallery Jakarta," katanya.
Selain itu dia juga berpameran di berbagai tempat termasuk di Wall Museum Beijing. Waktu itu Felicia memang aktif berpameran sbg pelukis. Tapi setelah bekerja di Balai lelang Council, Felicia bertugas khusus di oil painting utk mencari lukisan dan melukiskannya serta arahnya ke market. Apalagi sejak 2006 booming seni lukis China.
Menurut Felicia, di Beijing balai lelang atau galeri bukan murni market saja, tp org yg pandai berbisnis dan memiliki skill art, selain pengalaman.
"Banyak dari mereka hampir 80% lulusan sekolah kesenian dan mayoritas mempunyai latar belakang pendidikan art history. Dgn begitu ada unsur idealisme yg dikembangkan dgn market," kata Felicia.
Di Indonesia khususnya Jakarta, Felicia sbg salah seorang yg belajar di Beijing Central Academy of Fine Art diharapkan memberikan kontribusi pd dunia seni dgn latar belakang pendidikan yg memadai.
Alasan Felicia memilih belajar di China karena ibundanya pernah belajar di sana. Selain itu, di China murid belajar dgn pengarahan disiplin yg ketat, tdk bebas.
Dibandingkan dgn di Eropa atau Amerika, unsur teknik lebih bagus di China. Di Barat, teknik dasar tdk ditekankan lagi, misalnya sketsa atau melukis harus mirip sekali atau realis. Di barat cenderung membebaskan ide namun berimbas pd rendahnya skill seniman muda.
"Itu juga sebabnya kenapa sebelum 2006 banyak seniman Cina diundang ke Eropa dan AS, karena mereka melihat harga karya pelukis China belum tinggi, tapi kualitasnya bagus," tutur Felicia.
Pd 2006 terjadi booming seni rupa di China dan harga tak serendah dulu. Tahun 1990-an harga lukisan karya seniman China hanya ratusan dolar, paling mahal USD 500. Banyak galeri di luar China terutama Eropa dan Amerika mengakui harga murah, kualitasnya bagus.

Prospek Cerah
Dalam pengamatan Felicia, bisnis seni di Indonesia bagus, "[Karya dan Galeri]" Indonesia yg bagus banyak, koleksi saya banyak dari mana saja yg pasti saya koleksi perupa yg muda. Sejumlah karya dari China, karya teman-teman Felicia yg harganya tdk mahal dibelinya utk mendukung seniman muda. Hal tsb ditirunya dari sejumlah kolektor di China utk mendukung sekolah seni mereka.
Felicia mengakui saat ini koleksinya berkisar 50 lukisan. "Kebanyakan seniman yg dipamerkan di galeri ini saya koleksi juga. "Felicia juga mengoleksi karya old master seperti Lee Man Fong. Old Master tolok ukurnya sdh pasti." Dalam peresmian Fang galery, beberapa waktu lalu dipamerkan karya empat seniman China a.l Hie Jun, Tie Ying. Ji Dachun dan Wang Diandong, keempatnya dipamerkan sampai 30 September. Felicia lewat Fang Galery bertujuan utk mempresantasikan karya yg inovatif, mengekspos sifat, keberagaman budaya kontenporer dan melakukan pendekatan baru dlm seni rupa kontemporer.
Dia tdk sebatas pd seni lukis karena fokus pd seni kontemporer, Fang Gallery menerima juga patung, fotograpy, video, dan media baru. "Sebagai Gallery seni swasta dan konsultasi, kami berkomitmen utk mempromosikan baik seniman muda maupun senior dari Indonesia dan China ke khalayak luas," katanya.
Melalui pengalaman Fang Gallery di pasar sekunder seni kontemporer, pihaknya menyediakan saran ahli dan komprehensif terhadap akuisisi karya seni bagi perusahaan-perusahaan dan kolektor pribadi. Felicia yg berpengalaman di balai lelang mengatakan bahwa kadang-kadang dlm lelang itu banyak faktor. "Kalau ketemu ada yg suka banget dgn satu karya seni, berapa pun dikejar. Ini faktor yg menarik dari art, barometernya ada tapi utk setiap orang berbeda.
Bagaimana dgn konsultasi seni? Sekarang orang mengoleksi karya seni tak hanya suka lalu beli. Yg dinamakan investasi misalnya karya senilai USD 50.000 hingg 100.000 utk kolektor tertentu.[-O-]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar