Rabu, 30 Maret 2011

Mereka Yang Lahir di Luar Harapan

Di TPU Genteng Keniten, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, anak laki-laki yg “dibuang” orangtuanya di Mangunsuman, Siman, Ponorogo, mengakhiri eksistensinya di dunia ini, Sabtu (7/3). Pukul 21.55, Jumat (6/3), nafasnya berhenti di RSUD Dr Harjono, Ponorogo.
Adanya benda asing berupa biscuit di dalam paru-parunya, disebut aspirasi, diperkuat hasil pengecekan laboratorium berupa leukosit yg tinggi sbg tanda adanya infeksi, menjadi penyebab meninggalnya anak itu.
"Sepertinya sebelum dibuang, anak itu dipaksa makan biskuit dalam jumlah banyak sehingga biskuit biskuit bisa masuk ke pau-paru. Mungkin saja anak diberi makan yg banyak supaya tdk kelaparan," kata Dr. Rony Julianto, dokter yg merawat anak itu di RSUD Harjono.
Di pinggir jalan raya Ponorogo-Kecamatan Pulung, persisnya di Kelurahan Mangunsuman, seorang anak malang tdk diketahui identitasnya ditemukan warga setempat meringkuk di dalam kardus bekas televisi, sekitar pukul 05.30, Jumat (6/3) Bersama anak itu terdapat sejumlah pakaian anak di dalam kantong plastik. Kondisinya sangat menggenaskan. Anak yg usianya diperkirakan sekitar enam tahun itu sangat kurus, beratnya tdk sampai 10 kg (normalnya bisa 20-25 kg). Pertumbuhan kaki dan tangannya tdk sempurna. Selain itu, dia tdk bisa ngomong. Dia hanya bisa menangis.
Menurut dr.Rony, anak itu cacat sejak lahir Itulah yg menyebabkan bentuk tangan dan kakinya tdk sempurna. Anak itu juga mengalami retardasi mental yg membuatnya tdk bisa berbicara. Bisa jadi, kondisi anak yg cacat inilah yg membuat orangtua atau keluarga anak itu tega membuangnya. Tentu dgn harapan ada orang lain yg menemukannya dan mau merawatnya. Namun, apakah hal itu suatu yg dibolehkan? Pasti tdk jawabannya.
Hal seperti ini bukan kali pertama terjadi. Tgl 23 Novenber 2007, ada pula anak yg kondisinya tdk sempurna, "dibuang" keluarganya di pasar besar, Madiun. Anak yg diperkirakan masih berusia sekitar tiga bulan itu berkepala sangat besar atau dalam bahasa medisnya terkena penyakit hydrocephalus berat. Anak yg kemudian diberi nama Nus Ahmad itu lalu dirawat di ruangan Melati RSU dr.Sudono, Madiun. Sampai kemarin,, Nur Ahmad yg lingkar kepalanya sampai 72 cm, atau dua kali lebih besar dari ukuran normal pada bayi seusianya, masih berada di salah satu ruangan di Melati.
Namun, ukuran kepalanya yg terlalu besar membuat gerak Nur sangat terbatas. dia hanya bisa menggerakkan tangan dan kakinya dalam posisi badan terlentang. Tdk bisa memiringkan badan ke kiri/kanan, merangkak, duduk, atau berjalan seperti anak lain seusianya.
Kehidupan Nur sekarang sepenuhnya bergantung pd kasih sayang perawat-perawat di ruang Melati yg secara bergantian merawatnya, menggantikan peran yg seharusnya diberikan oleh orangtuanya.
Sosiolog dari Univ. Airlangga, Surabaya, Bagong Suyanto, menilai anak-anak yg lahir tdk sempurna yg dibuang orangtuanya ini termasuk kelompik yg kelahirannya tdk dikehendaki atau tdk sesuai dgn harapan orangtuanya. Orangtua lalu memilih membuang atau bahkan dalam beberapa kasus rela membunuhnya.
Anak-anak itu dianggap sebagai aib keluarga yg membuat orang tua atau keluarganya malu. Kasus ini terus terjadi di Indonesia karena orang tua anak atau pun keluarganya yg berpendidikan rendah sehingga memilih mengambil jalan pintas (membuang atau membunuh anak itu) utk menghilangkan aib tsb.
Disamping faktor pendidikan, menurut Dekan Fakultar ISIP Universitas Merdeka, Madiun, Bambang martin baru, ada pula faktor moralitas dan kemiskinan. Tdk dapat dipungkiri, kemiskinan menjadi faktor penghambat dominan bagi seseorang utk bisa memahami secara utuh tentang kehidupan.[-O-]

Roy Suryo Mengaku Khilaf

Pangkat atau jabatan yang terhormat sering kali dipandang tidak ubahnya keris yang memiliki ‘kesaktian’. Begitu keris itu ditunjukkan, seketika itu pula orang yang melihatnya akan tertunduk, luluh tak berdaya.
Itulah mengapa banyak pejabat yang terang-terangan menenteng pangkat, jabatan, atau kedudukannya untuk keperluan lain di luar jabatannya. Mulai dari meluluhkan hati polisi lalu lintas yang mencoba menilangnya hingga meminta fasilitas untuk mendapatkan kenyamanan. Itulah pula yang mungkin ingin diterapkan anggota Komisi I DPR Roy Suryo saat bepergian menggunakan pesawat. Pada Sabtu (26/3/2011), Roy hendak bepergian menggunakan Lion Air menuju Yogyakarta. Ia memegang tiket untuk penerbangan 07.45 WIB, namun ia mencoba meminta untuk terbang lebih awal.
Keinginannya itu dikabulkan dan ia pun mendapat tempat duduk pada penerbangan pukul 06.15 WIB. Ia pun dengan santai duduk bersama istrinya di kursi yang tertera di boarding pass miliknya. Namun, ia kaget ketika datang penumpang lain yang ternyata memiliki nomor tempat duduk yang sama. Apalagi penumpang tersebut menunjukkan bahwa ia pemegang tiket untuk penerbangan 06.15.
Cek-cok mulut pun tidak bisa dihindarkan. Keduanya sama-sama yakin bahwa dialah yang paling berhak atas tempat duduk itu. Akibatnya, penumpang lain pun terpancing hingga akhirnya suasana menjadi gaduh. Pramugari dan petugas penerbangan kemudian turun tangan.
Setelah cek sana cek sini, lihat sana lihat sini, petugas dan pramugari itu menyatakan bahwa Roy salah memasuki pesawat. Roy tak berhak menduduki kursi itu dan harus meninggalkan pesawat. Petugas itu memintanya turun dengan alasan Roy telah mengganggu penerbangan.
Tentu saja, Roy tidak terima dikatakan seperti itu. Ia pun balik menggertaknya dengan mengeluarkan ‘jurus maut’, yakni jabatannya sebagai anggota DPR yang terhormat.
“Bapak tahu siapa saya sebenarnya?” kata Roy penuh percaya diri. Kontan petugas tadi kaget mendengarnya, tapi ia malah diam. Roy kembali mempertegas gertakannya, dengan mengatakan, “Tahu enggak saya ini siapa? Cek dong,” tegasnya.
Entah gentar atau memang karena bukan lawannya, petugas yang menurut Roy berpenampilan seperti Satpam itu kemudian meninggalkan Roy. Mungkin ia tahu kalau Roy adalah anggota DPR yang terhormat. Atau paling tidak ia tahu lewat media gosip bahwa ia bukan orang sembarangan, orang yang ahli menerawang apa yang ada di balik gambar atau video porno.
Namun, petugas itu tak kehabisan akal. Ia balik lagi membawa ‘lawan’ yang sebanding untuk Roy. Ia membawa petugas counter yang memberinya tempat duduk. Petugas ini rupanya sudah biasa menghadapi banyak orang dari berbagai macam kalangan. Ia tak gentar menghadapi Roy dan mengambil keputusan yang sama dengan petugas tadi, Roy harus turun dan meninggalkan pesawat itu.
Roy kini tak bisa berbuat apa-apa lagi. Senjata ampuhnya ternyata tumpul menghadapi petugas counter tadi. Apalagi, dalam posisi terdesak itu, penumpang lain ikut nimbrung mengusirnya. Roy pun kini berhadapan dengan ‘musuh’ baru, yakni penumpang lain. Ia mencoba melayani penumpang itu dengan balas menggertak, meminta mereka untuk tidak turut campur, karena ini urusannya dengan Lion Air.
Namun, penumpang pun tidak mundur dengan perkataan Roy itu dan tetap memintanya turun. Roy akhirnya luluh oleh serbuan bertubi-tubi itu. Apalagi ada penumpang yang meneriakinya, ‘goblok’. Ia pun kemudian turun dan meninggalkan pesawat itu.
Roy mengakui ia khilaf membawa-bawa jabatannya itu untuk menggertak petugas penerbangan tersebut. Tidak seharusnya ia membawa-bawa jabatan untuk menggertak orang. “ Saya akui itu, saya khilaf karena dia menyuruh saya turun, (alasannya) karena mengganggu penerbangan. Manusia tidak ada yang sempurna, pasti pernah salah. Saya minta maaf kok dan menyalami semuanya," ujarnya kepada INILAH.COM, Selasa (29/3/2011).
Kekhilafan itu boleh jadi menyadarkan dan membuka wawasan bahwa jabatan tidak selamanya bisa membuat semua orang mengikuti keinginannya. Jabatan hanya akan berfungsi di tempat bekerja. Jabatan yang terhormat sekalipun tidak bermanfaat jika digunakan bukan pada tempatnya, tidak bisa membawanya terbang, tidak pula sekadar untuk menumpang duduk.[-O-]

Selasa, 29 Maret 2011

Taiwan Dalam Dekapan

Namanya boleh jadi belum terlalu mengaung utk dijadikan destinasi utama ketika berlibur. Padahal, Taiwan punya beragam keunikan yg menarik utk ditelusuri dan menyimpan “kejutan” tersendiri.
Bagi sebagian masyarakat Indonesia sendiri, Taiwan jadi makin dikenal setelah booming drama seri “Meteor Garden” beberapa tahun lalu. Apa lagi kalau bukan gara-gara kelompok penyanyi F4 yg bermain di dalam drama seri tsb. Lewat ceritanya yg lucu plus menguras air mata, drama seri ini sukses menghipnotis sebagian masyarakat Indonesia.

Namun sebenarnya Taiwan punya lebih dari itu. Contoh mudahnya, bukan tanpa alas an jika bangsa Portugis dulu menjulukinya “Ilha Formosa” yg berarti pulau cantik, ketika datang pertama kali di awal abad 17. Taiwan memang diberkahi kekayaan alam yg cantik dgn daerah pegunungan yg selalu berhasil memikat hati orang banyak, nilai histori yg tinggi, dan budaya yg tak kalah seru utk ditelusuri.

Berniat menjelajah Taiwan?

Telusur malam

Taiwan memang kini berubah menjadi kota metropolis yg cantik. Taipe, ibukotanya, pun begitu menarik untuk ditelusuri dan biasanya dari sinilah perjalanan menelusuri Taiwan dimulai.

Kalau mau melihat sudut Taipe yg lain, cobalah telusuri di kala malam. Kota ini terlihat begitu hidup dan cantik ketika matahari tenggelam. Sudut-sudut kota seolah bermandi cahaya berkat permainan lampu yg ada. Namun, kunjungan yg utama kalau sdh di Taipe tentu saja menuju Taipe 101. Gedung dgn tinggi sekitar 508 ini meter kini menjadi ikon Taipe yg mengundang rasa penasaran banyak orang.

Di sinilah tempat utk berbelanja barang-barang bermerek Internasional dan utk mendapatkan pengalaman bersantap yg berbeda. Dari ketinggian gedung ini pula, kota Taipe secara keseluruhan dpt dapat dinikmati dgn bumbu adrenalin. Yaitu menuju lantai 86 utk pengamatan dari dalam ruang melihat pemandangan kota Taipe dari ketinggian atau langsung ke lantai 91 utkpengamatan dari luar (outdoor observatory) yg lebih mendebarkan. Pengalaman unik pun sdh terasa sejak menggunakan lift menuju lantai yg dimaksud. Bayangkan, dari lantai 5 menuju lantai 86 hanya butuh waktu kurang dari 40 detik, berkat kecepatan yg mencapai 60 km/jam.

Di sini juga biasa diadakan perayaan malam tahun baru dgn kembang api ygspektakuler dan berpesta bersama masyarakat lokal.


Xi Men Ding

Kalau mau mengetahui gambaran singkat akan kehidupan anak muda Taiwan, Xi Men Ding bisa menjadi sasaran. Ibarat area Harajuku di Jepang, Xi Men Ding memang begitu hidup dgn beragam kegiatan seperti street performance, pertunjukan musik luar ruang, utk pengenalan album baru, serta menjadi tempat bagi mereka yg punya kesadaran tinggi akan dunia fesyen.

Area ini dijejali berbagai toko yg menjajakan fesyen terkini,buku, gadget. aksesori, hingga menjadi surga bagi para film mania dan musik mania dgn beragam koleksi apik.


Budaya

Siapa yg menyangka bahwa justru di Taiwan lah kita bisa melihat keagungan budaya cina terlengkap? Tepatnya di National Palace Museum, yg punya koleksi lebih dari 700.000 lukisan, batu berharga, buku, kaligrafi, dan keramik dari dinasti Sung, Yuan Ming, dan Qing. Museum ini juga mengadakan pameran yg koleksinya digilir tiap tiga bulan sekali dgn sekitar 60.000 artefak yg dipamerkan setiap tahunnya. dengan kata lain, butuh waktu lebih dari 12 tahun utkbenar-benar melihat setiap koleksinya.


Kaohsiung.

Inilah kota terbesr di Taiwan, setelah Taipei, yg merupakan kota pelabuhan. Ada beberapa obyek warna yg selalu didatangi jika sdh ke area selatan Taiwan ini, salah satunya adalah menuju Love River.

Dinamakan demikian karena memang sungai ini punya kisah cinta klasik yg menjadi mitos. Sungai ini terlihat begitu cantik di malam hari dgn permainan lampu yg menciptakan atmosfer romantis. Sekitar tepi sungai ada banyak kafe dan toko, sehingga alangkah baiknya jika menyempatkan waktu bertandang ke sini.[-O-]

Selasa, 22 Maret 2011

NGAWUR

Ngawur adalah suatu sikap atau tindakan yg dianggap tidak memenuhi kepatutan logika kebiasaan atau aturan yg secara umum disepakati atau dianjurkan karena dianggap baik dan benar. Di suatu masyarakat yg menghargai ketertiban dan aturan, tindakan ngawur sedapat mungkin dihindari. Tindakan ngawur dapat menimbulkan resiko bagi diri sendiri atau orang lain.
Masyarakat yg menghargai ketertiban dan aturan tdk menyukai tindakan ngawur, karena segala ukuran perilaku umum yg dianggap layakmenurut asumsi kebiasaan dan aturan telah ditera dan dijalani bersama sebagai sebuah kepatutan. Contohnya banyak. Kentut di muka umum itu dianggap tdk patut. Kencing di sembarang tempat dianggap tdk baik buat orang tahu adab. Menjitak kepala orang tua juga dianggap tindakan ngawur. Ngeyel asal ngeyel demi ngeyel termasuk tindakan ngayur juga. Persis sama seperti sikap “pokoknya.” Pokoknya tdk setuju, misalnya. Masalahnya bukan terletak pd hal “tidak setuju”, tetapi pada hal “pokoknya”. Dalam prinsip “pokoknya” terselip sikap dasar mata gelap ngawur.
Tapi sekarang, sikap dan tindakan ngawur itu telah menjadi cirri bersama yg telanjang di muka umum. Sikap dan tindakan ngawur-perilaku ngawur-ngawuran-cenderung dianggap sebagai perilaku biasa. Ngawur tak lagi dianggap aneh. Tak ada anggapan keliru bagi tindakan ngawur yg mestinya dicela secara umum. Perilaku sembarangan berlalu-lintas yg awur-awuran di kota Jakarta, misalnya, tentu tak dapat diklasifikasikan sebagai cermin masyarakat beradab yg menghargai ketertiban dan aturan. Apa pun alasannya, cara berlalu-lintas di Jakarta dapat dikategorikan sbg chaos yg tak ketulungan.. Hukum, aturan, dan sopan santun berlalu lintas tak lagi banyak digubris. Tetapi pengabaian hukum, peraturan, dan sopan santun-semua orang tahu tak hanya terjadi di jalanan. Ngawur itu telah menjadi gejala umum. Gejala anomali umum telah menjadi penyebab atau ekses publik, mengapa yg ngawur tak lagi dianggap ngawur. Yg keliru dianggap normal, yg salah bisa jadi benar. Yg aib dianggap wajar, yg paling buruk pun tak lagi dianggap sbg gangguan. Ngawur dianggap perlu!
Ngawur sebagai suatu cara menjadi tindakan terpilih (preferable) demi kepentingan menggantang untung. Padahal di dalam suatu masyarakat yg sungguh-sungguh normal, keadaan (kultur) ngawur seperti itu sudah harus menjadi tanda bahaya bersama akan terjadinya ekses degradasi sosial. Sinyal lampu kuning sudah harus lama berkedip-kedip, bila misalnya- di suatu negara yg mengaku diri tertib dan beradab ada terlalu banyak pejabat dan petinggi negara yg masuk penjara karena perkara pidana. Tapi di sini siapa yg peduli? Masak pemuka agama yg menjadi fungsionaris panutan negara masuk bui karena korupsi?
Panitia konstitusi pemilihan umum, sebagai manusia terpilih yg menjadi perhatian publik dan dianggap sukses melakukan tugas, malah bareng-bareng masuk bui semua karena terkena kasus korupsi. Pemimpin organisasi nasional di bidang olah raga paling populer mengendalikan kepemimpinan organisasinya dari balik jeruji bui. Kok seperti bos bandar narkoba yg mengatur bisnis gelapnya dari penjara hitam yg kelabu? Para bekas terpidana pun hendak diusulkan boleh menjadi kandidat terpilih dalam pemilihan umum. Apa untuk menjadi kandidat dalam pemilu itu tak perlu surat keterangan berkelakuan baik? Para jaksa, hakim, pengacara yg seharusnya menjadi pengatur praktek kebaikan regulasi dunia hukum dan keadilan- malah menghuni ruang-ruang bui yg mereka ciptakan sendiri bagi orang-orang yg seharusnya justru mereka hukum. Benar-benar absurb. Pejabat tinggi negara menganjurkan pembangkangan terhadap pemanggilan Komnas HAM- sementara orang ramai berteriak-teriak lantang setiap hari tentang etos HAM? Ngawur!
Derita bencana alam dan kemanusiaan malah dilihat sebagai proyek pembuka peluang menangguk untung. Hibah bantuan penderitaan orang lain ditilep buat keuntungan diri sendiri. Derita kemiskinan rakyat kebanyakan dikemas sebagai subyek kampanye politik partai demi kekuasaan. Manusia yg di depan publik sudah jelas tak becus menjadi pemimpin, malah getol dan bersemangat hendak mencalonkan diri untuk menjadi orang nomor satu Republik. Ngawur tenan!
Dengan mata telanjang semua orang tahu jungkir baliknya tawar menawar perilaku politik, hukum, dan bisnis ekonomi di bawah atap-atap rumah eksekutif, legislatif, dan Yudikatif. Bisnis dagang sapi perah politik-hukum dan ekonomi terjadi di ruang-ruang parlemen, lembaga departemen negara, dan ruang-ruang peradilan. Paradoks ketertiban sipil terjadi di mana-mana. Agenda politik, hukum, dan ekonomi menjadi tontonan proyek adu untung di ranah civic yg terbuka untuk disimak. Ngawur-ngawuran!
Tetapi ketika anda menyimak caci maki sumpah serapah-seperti tulisan ini misalnya- andapun tak lagi bereaksi. Semua telah menjadi biasa. Barangkali, kita orang sudah anomalously overloaded (sudah jenuh dgn hal-hal menyimpang)-sehingga hal-hal yg tdk normal dianggap menjadi barang biasa. Orang tak lagi gumun (terperangah) terhadap hal-hal yg semestinya dianggap aneh. Orang kehilangan orientasi terhadap baik-buruk, salah-benar, dan seterusnya-karena gejala anomali sbg ekses dari tak tercegahnya perilaku ngawur umum yg sdh berlarut-larut. Semua dibalik-balik seperti menjungkir kepala di bawah kaki. Humman error (kelalaian manusia) dibilang bencana alam. Orang tak mengerti, bahwa human error itu juga bencana. Untuk mengerti butuh kecerdasan. Utk bisa cerdas butuh latihan dan pendidikan yg baik dan benar. Tapi justru subjek itulah-pendidikan yg baik- yg tak kita miliki. Bagaimana orang mau jadi pintar? Mau ngawur terus? Waduh...ngawur umum itu bencana juga lho?[-O-]

Senin, 21 Maret 2011

Memaknai Perjuangan Kartini Kini

Merayakan hari Kartini 21 April, Komnas perempuan meminta seluruh jajaran pemerintah memperingati hari tsb dgn kegiatan yg dirancang utk mendalami perjuangan perempuan dan memberi penghargaan kpd perempuan di komunitas masing-masing.
Dengan demikian, peringatan hari Kartini tdk lagi dilakukan dgn mereduksi Kartini menjadi sekedar symbol tradisionalisme perempuan dgn, misalnya, kewajiban berkebaya dan lomba masak-memasak.
Komnas HAM Perempuan memperingati Hari Kartini di kantor Komnas Perempuan, Selasa (21/4), dgn merayakan perjuangan perempuan penyintas (survivor) dari berbagai kasus pelanggaran berat HAM dan penghilangan paksa yg sampai hari ini belum ada pertanggungjawaban dari Negara dan pelaku. Mereka ada yg menjadik 1965, Daerah Operasi Militer (DOM) di Papua, konflik Poso, korban peristiwa Semanggi 1988, hingga Suciwati yg pelaku pembunuhan suaminya, Munir, hingga kini belum diungkap Negara.
Siangnya, mereka dgn difasilitasi Komnas Perempuan, Kontras, Elsam, Ikohi, dan ICTJ berbagi pengalaman dgn dua anggota Ibu Plaza de Mayo, Argentina, yaitu Tati Almeida (79) dan Aurora Morea (84) yg berjuang dari 1976-2006.
Keduanya mewakili para ibu yg memperjuangkan kebenaran, keadilan, dan ingatan utk tdk melupakan penghilangan paksa terhadap 30.000 anak dan anggota keluarga mereka pd tahun 1976-1983. mereka menutup kepala dgn kain segitiga bertuliskan nama anak mereka yg hilang dan memakai pin bergambar anak mereka.
Ketua subkomisi Pengembangan Sistem Pemuliha Azriana yg memandu diskusi pagi hari mengatakan, perayaan ini utk memberi ruang kpd para ibu penyintas yg terus berjuang menegakkan HAM dan demokrasi.
"Gerakan perjuangan belakangan agak jenuh karena negara lambat menyelesaikan kasus pelanggaran berat HAM. komna Perempuan inginmemberi energi baru kpd para Kartini ini, untuk meneruskan perjuangan mereka," kata Azriana.

Kekerasan Militer
Tinneke Rumbaku (66) dari desa Anggraide, Biak Numfor, Papua, misalnya, menjadi korban kekerasan militer karena dituduh membantu gerakan separatis. Para perempuan juga menjadi korban kekerasan dari komunitas dan keluarga yg menganggap perempuan korban ini membawa aib.
Ny. Netti (45), ibu dari dua putri, kehilangan suaminya, kepala Desa Paleru, Morowali, Sulawesi tengah, dalam konflik Poso. meskipun pengadilan telah mengadili pelaku, konflik meninggalkan persoalan keluarga yg jatuh miskin dan anak tdk bisa sekolah karena kehilangan ayah.
Taty Almeida dan Aurora Morea mengajak para ibu utk terus memperjuangkan pencarian keadilan dan kebenaran dgn terus menanyakan keberadaan anggota yg hilang. "Kita tdk boleh berhenti. Anda sdh 10 tahun berjuang. yg menggerakkan kami adalah kecintaan kpd anak-anak kami," kata Taty yg kehilangan anak laki-lakinya, Alejandro Almeida, mahasiswa kedokteran.
Aurora kehilangan anaknya, Susana, dan menantunya yg juga arsitek, serta saudara menantunya tahun 1976. dia ters mencari ke kantor-kantor pemerintah. Dalam mencari itu dia bertemu dgn 14 ibu pendiri yg berkumpul di Plaza de Mayo di depan casa Rosada, istana Presiden Buenos Aires, Argentina. Perjuangan itu antara lain menghasilkan komisi pencari fakta yg merekomendasikan pengadilan bagi pelaku penghilangan dan membukukan temuan mereka dalam buku "Tidak Lagi". Kini keduanya berjuang utk pendidikan dan kesehatan gratis serta penyediaan lapangan kerja.[-O-]Rata Penuh

Sabtu, 05 Maret 2011

Yang Muda yg Bermimpi

Katanya, masa muda adalah masa dimana begitu banyak "gunung impian" yg ingin didaki, "hutan pengalaman" yg menanti ditelusuri, dan "gua ilmu" yg siap digali. Persoalannya, dari lebih dari tujuh puluh juta orang muda di Indonesia banyak yg tergoda menyia-nyiakan waktu mereka.
ALIH-ALIH meraih mimpi, mereka mengisi masa mudanyadgn pergaulan atau kebiasaan yg buruk. Dibutuhkan upaya dan kesempatan utk mendorong tumbuhnya minat utk meraih mimpi yg baik dan positif.
Menggapai Mimpi
Dalam perjalanan meraih mimpi, beragam masalah kerap menghadang. Terkadang beratnya masalah yg dihadapi membuat jalan seakan buntu. sehingga timbul keinginan utk berhenti dan mengakhiri usaha meraih mimpi. Padahal separuh perjalanan sdh ditempuh.
Dalam kondisi demikian, ada baiknya belajar kpd Hee Ah Lee. Pianis dgn keterbatasan fisik ini mampu menunjukkan kepiawaiannya dalam memainkan tuts piano, yg membuatnya tdk hanya tenar di negara tanah kelahirannya Korea, tetapi hampir seluruh dunia mengenal dia. Oleh karena itu, sekaranglah saatnya utk membuka mata lebar-lebar, melihat suatu permasalahan dari kaca mata yg berbeda. Siapa tahu ada kesempatan dan peluang di jalan lain.
Terkait hal itu, Star Mild seolah mampu melihat impian yg menjadi obsesi diantara anak muda dan menawarkan sesuatu yg berbeda. Dengan slogan "ada obsesi, ada jalan" Star Mild mengadakan suatu acara yg bisa mewadahi obsesi anak muda, Obsesiland. Pertama kalinya, Obsesiland digelar di Sabuga, Bandung, pd tgl 29 November 2009. Obsesiland ini bisa menjadi ajang bagi setiap orang yg ingin selangkah lagi mendekati pd mimpi.
Acara ini menghadirkan beberapa Obsesi Expert seperti Darwis Triadi (Photografer), Demien The Illusionist (Magician), Melaney Ricardo (Radio Anouncer), dan DJ Riri (DJ). Mereka datang memberikan Coaching Clinic.
Dengan bertemu langsung dgn mereka, maka anak muda bisa menimba langsung ilmu dari ahlinya. Bagi anak muda yg hobi fotografi dan sulap, atau bercita-cita menjadi seorang DJ (disc jokey) dan penyiar radio, kesempatan ini tentunya tdk akan dilewatkan. Aktivitas dalam obsesiland pun beragam : airsoftgun, trampolin, games and competition, dan lain-lain. Acara musik yg menghadirkan Andra and The Backbone, Tompi, Ebiet Beat A, Rock n'Roll Mafia, Shenja, dan Rocket Rockers sungguh menarik.
Simak komentar Ichad (22), salah satu obsesor dalam Obsesiland. "Acaranya keren dan sangat bermanfaat! Kapan lagi bisa nanya-nanya dan belajar langsung dari seorang DJ Riri?" Ichad datang ke Obsesiland utk mengeksplor obsesinya menjadi seorang DJ. Acara ini seolah mampu menjawab kegelisahan anak muda yg berobsesi utk meraih mimpi sekaligus having fun. Ilmu didapa, ada hiburan tambah semangat, impianpun semakin dekat.
Mimpi Jadi Kenyataan, Selanjutnya?
Namun generasi muda dituntut juga tentang nilai pertanggungjawaban dari sebuah impian. Jika kita menjadi sosok yg kita impikan, apa yg akan kita sumbangkan? Tidak perlu menjadi Mahatma Gandhi atau Alfred Nobel utk memberikan kontribusi kepada masyarakat atau negara. Cukup dgn memberikan apa yg terbaik dari kita tanpa mengharapkan imbalan, akan tampak hasil diluar dugaan.
Singkatnya, utk meraih mimpi, kita harus berani utk menetapkan tujuan, memilih prioritas, dan menggunakan langkah terbaik. Terakhir namun paling penting, segala sesuatu yg anda impikan selayaknya memberikan manfaat bagi orang banyak.[-O-]

Senin, 21 Februari 2011

Benarkah Indonesia Bangsa Yg Berbudaya Tinggi?

Indonesia selama ini disebut-sebut sbg bangsa yg ramah tamah serta memiliki toleransi dan budaya yg tinggi. Pernyataan seperti itu sdh berulang kali kita dengar. Baik dari orang-orang Indonesia sendiri maupun dari orang-orang asing yg berkunjung ke negri ini. Dan, semua itu menjadikan kita bangga menjadi bagian dari bangsa ini.
Namun, seiring dgn perjalanan waktu, dan juga melihat betapa banyaknya peristiwa yg terjadi di Negara ini yg membuat kita bertanya-tanya, benarkah kita bangsa yg ramah-tamah serta memiliki toleransi dan budaya yg tinggi?
Ketika Indonesia masuk ke dalam daftar Negara-negara yg paling korup di dunia, atau sekelompok anggota masyarakat tertentu melakukan kekerasan atau memaksakan kehendak terhadap sekelompok anggota masyarakat lainnya, kita bertanya-tanya benarkah bangsa Indonesia adalah bangsa yg ramah-tamah serta memiliki toleransi dan budaya yg tinggi?
Melihat kekerasan yg dilakukan terhadap kelompok Ahmadiyah serta perusakan gereja dan kekerasan terhadap jemaatnya membuat sulit bagi kita utk dpt menerima pernyataan bahwa bangsa Indonesia ramah-tamah serta memiliki toleransi dan budaya yg tinggi. Argumen yg selalu dikemukakan adalah itu hanyalah ulah sebagian kecil komponen bangsa ini, dan bukan gambaran dari sikap bangsa Indonesia secara keseluruhan. Namun, kerap terjadi kekerasan dan pemaksaan kehendak terhadap sekelompok anggota masyarakat tertentu menjadi pernyataan bahwa bangsa Indonesia yg ramah-tamah memiliki toleransi dan budaya yg tinggi selalu digugat kembali.
Kita ingin percaya bahwa tindakan yg tdk ramah-tamah, tdk toleran, dan tdk berbudaya itu hanya merupakan ulah sebagian kecil dari komponen bangsa ini, tetapi hal itu sulit dilakukan, apalagi melihat ulah dan perilaku orang-orang Indonesia di jalan raya setiap hari. Jalan raya bagaikan rimba belantara, khususnya pd saat jam-jam sibuk, yakni jam-jam berangkat dan pulang kantor. Pada jam-jam itu seakan-akan peraturan dan aturan lalu lintas tdk berlaku.
Ketika kenyataan seperti itu diangkat ke permukaan, tidak sedikit orang yg bersikeras mengatakan, pd hakikatnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yg ramah-tamah serta memiliki toleransi dan budaya yg tinggi. Namun,begitu mereka menggunakan atribut (seragam) tertentu, atau mengendarai kendaraan bermotor tiba-tiba orang Indonesia akan menjadi orang yg tdk ramah-tamah, tidak memiliki toleransi, dan tidak berbudaya.
Dgn menggunakan atribut tertentu, seakan-akan orang berhak melakukan apa saja. Lihat saja perilaku dan ulah kelompok-kelompok tertentu di masyarakat akhir-akhir ini. Begitu pula di jalan raya. Lihat bagaimana sulitnya pejalan kaki yg ingin menyebrang jalan. Jangankan di ruas jalan yg tdk memiliki lajur penyebrangan (zebra cross), yg memiliki pun tdk digubris. Para pengguna kenderaan motor sama sekali tidak memedulikan lajur penyeberangan. Pengguna sepeda motor lebih parah lagi, lampu lalu lintas pun seakan tdk berlaku bagi mereka.
Pengendara sepeda motor dan pengendara mobil seperti malas mengerem utk memberikan kesempatan bagi pejalan kaki utk menyebrang atau memberikan kesempatan kepada pengendara lain utk membelok dan melintas di depan sepeda motor atau mobil yg mereka kendarai. Itu adalah pemandangan yg dpt dgn mudah di temui di jalan raya setiap hari.
Lihat juga bagaimana angkutan umum dgn seenaknya sendiri berhenti menunggu penumpang atau dgn tenangnya melaju di jalan yg berlawanan pd saat mobil-mobil di jalurnya mengantre panjang. Tdk sedikit pengendara mobil pribadi yg melakukan hal yg sama. Bahkan, tdk sedikit sepeda motor dan mobil pribadi, termasuk mobil-mobil papan atas , yg melanggar rambu dilarang membelok.
Akan tetapi, jika kita amati dgn seksama, bukan hanya pengendara kendaraan bermotor yg bersikap tdk ramah-tamah, tdk memiliki toleransi, dan tdk berbudaya, melainkan juga pengguna jalan lainnya, seperti pejalan kaki dan pedagang kaki lima. Pejalan kaki lebih memilih membahayakan keselamatan dirinya dan diri pengendara sepeda motor atau mobil drpd menggunakan jembatan penyeberangan. Bahkan, mereka lebih memilih merusak pagar pembatas dan menerobosnyamenggunakan jembatan penyeberangan.
Hal yg sama juga dilakukan pedagang kaki lima. Di pasar-pasar tradisional pedagang kaki lima menggelar dagangannya di badan jalan. Mereka sama sekali tidak peduli bahwa ulah mereka itu menimbulkan kemacetan lalu lintas karena mereka menguasai satu lajur badan jalan. Sisanya, satu lajur lagi, digaunakan angkutan umum utk menunggu penumpang. Antrean kendaraan di belakangnya sangat panjang, tetapi siapa yg peduli.
Dalam rangka memperingati 65 tahun kemerdekaan Indonesia pd tgl 17 Agustus 2010, ada baiknya kita merenung dan melakukan introspeksi : masih bisakah kita menyebut diri sebagai bangsa yg ramah-tamah serta memiliki rasa toleransi dan budaya yg tinggi seperti yg kita gembar-gemborkan selama ini?
Dgn berintrospeksi, kita akan mengetahui kelemahan-kelemahan yg ada dan mencari cara utk memperbaikinya serta mulai mengajarkannya kpd anak-anak kita sejak dini.
Sikap toleran kpd sesama yg paling sederhana yg dapat dilakukan adalah mengajarkan kpd anak-anak kita utk mengantre. Dgn mengantre, kita menunjukkan bahwa kita menghargai org lain yg sdh hadir lebih dulu.
Selama ini kita hanya berhenti sampai pd gagasan-gagasan yg besar saja. Contohnya, kita hanya diajarkan harus menghormati orangtua, orang lebih tua, dan orang lain. Pernyataan ini selalu diulang-ulang setiap kali. Namun, kita tdk pernah diajarkan bagaimana cara melakukannya atau bagaimana rinciannya.
Pd masa lalu kita memiliki tata cara bertingkah laku yg baik. Misalnya, berjalanlah di sebelah kiri, apabila saat menyeberang berdirilah di sebelah kanan orang yg harus dilindungi (anak-anak, perempuan, atau orang yg lebih tua). berikan kesempatan kpd orang yg keluar lebih dulu. Jika menaiki tangga, berjalanlah di belakang orang yg dilindungi atau jika menuruni tangga, berjalanlah di depan orang yg harus dilindungi.
Dgn menengok ke masa lalu, bukan berarti kita mengagung-agungkan masa lalu, atau menafikan bahwa jaman dan kondisi telah berubah. Kita dpt mencari hal-hal yg masih relevan dan dapat ditetapkan utk masa kini. Tentunya dgn melakukan penyempurnaan di sana-sini.
Memberi salam hormat atau tersenyum kpd orang lain hanyalah merupakan langkah awal menuju sikap yg ramah-tamah serta memiliki toleransi dan budaya yg tinggi. Ada banyak rincian tindakan lagi yg perlu menunjang itu. Apalagi utk membuatnya tercermin melalui perilaku dan ulah kita di jalan raya. Dirgahayu RI.[-O-]

Minggu, 20 Februari 2011

Komodo, Obsesi Indonesia 100 Persen

ENAM penari mengakhiri tarian dgn membuka paying kertas putih bertuliskan beberapa suku kata. Ketika dibaca, rangkaian paying-payung itupun bertuliskan “100 % Indonesia”. Seusai meletakkan paying itu di panggung mereka sekali lagi membuka paying lainnya hingga terurai kalimat “Bus Komodo”.

Suara klakson bus pun terdengar, sebuah bus temple produksi PT Asian Auto International (AAI) berjalan perlahan dan berbelok menembus tirai putih memasuki sisi panggung. Itulah peluncuran bus gandeng Komodo yg menjadi obsesi Karya Indonesia seratus persen.

Peluncuran yg dilakukan di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Selasa (23/9) siang, itu cukup unik. Peresmian yg biasanya menggunakan sirene diganti dengan mengelus patung Komodo. Peluncuran ini menandai “penyerahan” produksi AAI kpd pemesan perdananya, PT Eka Sari Lorena Transport, sebelum dioperasikan menjadi sarana angkutan massal.

Menteri Perindustrian Fahmi Idris, yg didaulat mengelus patung komodo sebanyak tida kali, pun tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala. Heran. Apalagi peluncuran itu disaksikan Dubes Malaysia utk RI Dato Zainal Abidin Zain.

Bus berwarna abu-abu dan berdisain binatang khas Indonesia, komodo, itu dirancang dgn ketinggian lantai 110 cm dan panjang 18 meter. Bus produksi dalam negri ini menggabungkan komponen terbaik yg terdapat di sebagian besar bus kota di Eropa.

Komodo adalah contoh bagaiman kerjasama dan kemitraan internasional mampu menguntungkan perusahaan-perusahaan lokal dalam merekayasa kendaraan niaga berteknologi maju. “Betul, secara teknologi permesinan, kita memang masih bergantung pd impor Jerman dan Korsel. Paling tidak, body dan chasis serta beberapa komponen penunjang lainnya sudah diproduksi di Indonesia sekitar 50 persen,” kata Direktur Manufaktur AAI Bus B Muljadi.

Presdir AAI Ruddy Soesilo mengatakan, bus temple ini berbahan baker gas alam terkompressi. Pendiri AAI telah memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun dalam industri otomotif dan transportasi. Komodo dirancang di atas rangka penopang (chasis) secara monoque dan berlantai tinggi yg memberikan kekuatan, kestabilan, dan kendali.

Bus ini memiliki kekuatan tenaga mesin 340 HP (horse power) dari Infracore Doosan (Korea). Bus inipun didisain utk menghasilkan tenaga torsi mencapai1.373 Nm dgn respon seketika terhadap katup atur, percepatan siaga, dan kemampuan lagging pd putaran rendah.

Mesin ini digabungkan dgn transmisi otomatis DIWA 3 Voith (Jerman) yg menghasilkan perpindahan gigi lebih halus dan dilengkapi rem pelambat yg menyatu pd transmisi. Dgn demikian, efek pengereman lebih tanggap sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya panas yg berlebihan dan kehausan komponen.

Untuk mendukung bebanberat, axle ratio dirancang pada 6,8 yg secara keseluruhan menghasilkan penghematan Bahan Bakar dan pengurangan keausan pd komponen. Ini berdampak pd turunnya biaya permeliharaan. AAI memproduksi bus itu atas pesanan PT Eka Sari Lorena Transport seharga Rp.4 Miliar (off the road) per unit utk kebutuhan busway transjakarta koridor V (rute Kp Melayu-Ancol), yg akan segera dioperasikan. Hingga kini, 13 bus tempel ini hampir selesai diproduksi di kawasan Bukit Sentul, Bogor.

Bus tempel ini merupakan salah satu jawaban kebutuhan pemerintah utk mendukung moda transportasi massal, sekaligus sarana penghemat subsidi bahan bakar minyak. Kita tunggu saja.[-O-]

Mencari Tuhan di Kota Metropolitan

Malam hari saat kota Jakarta masih penuh hiruk pikuk, sejumlah orang memilih menyendiri lewat iktikaf, yaitu berdiam diri sambil beribadah di mesjid pd malam-malam terakhir Ramadhan, mereka berusaha mencari kedamaian.

Suasana di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (2/9) malam, cukup tenang. Sekitar pukul 22.00 Endri Sudiro (42), seorang lelaki kurus berkaca mata, memasuki Mesjid sambil sambil menjinjing tas hitam. Ia duduk tenang di ruang shalat.

Biar tak perlu keluar-keluar masjid lagi, ia membawa bekal dalam tas hitamnya, yaitu aneka kue pengganjal perut. Untuk sesaat, ia mencermati ceramah Prof KH Mustofa Yakub, guru besar Masjid Sunda Kelapa, tentang ibadah. Selesai ceramah, Endri kemudian berdiam diri lagi. "Di sini saya merenungi kesalahan-kesalahan saya," katanya.
Lelaki itu bercerita. Ia dibesarkan di lingkungan pesantren di Bogor, Jawa Barat. Hingga duduk di bangku SMA, ia cukup rajin beribadah, termasuk beriktikaf saat Ramadhan. Namun, kehidupan berubah 180 derajat ketika ia menjadi pemain keyboard dalam salah satu grup musik. Kemudian, ia pindah ke Jakarta dgn status baru sbg musisi beken.
Tanpa bekal ketahanan mental, ia terseret dalam sisi gelap dunia hiburan. "Mulai dari bermain perempuan, mabuk-mabukan, pakai narkoba, semua pernah saya lakukan. Uang belasan juta bisa habis dalam sehari utk foya-foya ke tempat hiburan. Satu rumah dan dua mobil amblas," kenangnya dgn wajah murung.
Kehilangan harta benda dan merasa putus asa membuat dirinya kepepet, lantas teringat kepada Tuhan. Endri kemudian mencoba menekuni iktikaf lagi. Suatu kali, ketika sedang menenangkan diri di masjid pd malam hari, sesosok berjubah putih seperti menyeretnya ke tempat terang benderang. "Mungkin itu petunjuk, saya harus bertobat, meninggalkan dunia hitam," katanya.
Pelan-pelan hidupnya berubah. Endri kini menggeluti pekerjaan di sebuah rumah produksi di Bogor. Ia juga hijrah lagi ke Kota itu."Saya janji utk terus memperbaiki diri," katanya dgn semangat.
Setelah bercerita, ia kembali duduk diam di masjid. Malam semakin larut dan saat itu telah memasuki hari Jumat sekitar pukul 01.00. Pada dini hari yg sama di Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, joko Pujiono (53) juga tengah beriktikaf. Lelaki asal Plumpang Jakarta Utara, itu bersila sembari menundukkan kepala hingga lebih dari satu jam. ia juga memanfaatkan momen itu utk berintrospeksi diri. "Dulu saya nakal, sering melaan orangtua. Tapi, sekarang saya ingin banyak berdoa dgn berdiam di Masjid supaya hidup saya lebih baik," katanya.
Joko pun banyak beribadah dan selalu beriktikaf di masjid Luar Batang selama dua tahun terakhir. Bersama para anggota jemaah lain, ia juga berziarah ke makam pendiri masjid Husein bin Abubakar Alaydrus, di area masjid. Ritual serupa ditekuni lebih dari 100 umat Muslim yg malam itu beriktikaf di sana.

Oase
Itikaf telah mentradisi sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Berdiam diri di masjid sambil beribadah itu bisa ditekuni pd 10 hari terakhir Ramadhan. Ibadah ini diyakini dpt mendekatkan manusia kpdAllah, bahkan memperoleh berkah malam Lailatul Qadar- malam yg lebih baik dari 1000 bulan. Malam ini ditunggu kaum muslim di seluruh dunia, termasuk di Jakarta. Maka, pd malam-malam akhir puasa, sejumlah Masjid disesaki Jemaah, seperti Masjid Sunda Kelapa, Masjid Luar Batang, atau Masjid Istiqlal. Lazimnya, mereka beriktikaf selepas tarawih sekitar pukul 22.00 hingga waktu sahur sekitar 03.00.
Apa relevansi itikaf bagi kaum muslim di Jakarta?
Kehidupan kota Metropolitan yg penuh rutinitas, membuat penat, cenderung terburu-buru, dan membelit orang dalam buaian material, semuanya itu membuat manusia tertekan bahkan mungkin stress. Sebagai gambaran, tahun 2007, warga Jakarta yg stress dan dirawat di puskesmas mencapai 1,4 juta jiwa. Satu dari empat pasien puskesmas di Jakarta juga menderita stres. (Kompas, 1 Desembar 2007)

Agaknya, iktikaf dpt menjadi sarana bagi warga Jakarta utk mundur sejenak dari keruwetan kehidupan kota. "Memburu kepuasan duniawi hanya membuat orang semakin haus dan haus. Orang-orang makin kosong jiwanya karena terus menerus mengejar materi. Dengan iktikaf, saya merasakan kedamaian dan kepuasan yg sesungguhnya," kata Ny Toha (70), warga kota Depok, Jawa Barat.

Sabtu dini hari lalu, perempuan yg masih tampak segar di usia lanjut itu berbaur di tengah ratusan remaja putri dan ibu-ibu yg beribadah di masjid Istiqlal. Ia mencari pencerahan di sana sejak menjelang berbuka puasa sekitar pukul 17.00 hingga waktu sahur sekitar pukul 03.00.

Tak hanya merenung, dia juga membaca Alquran dan shalat tahajud. Ny toha menikmati ritual ini sejak bertahun-tahun lalu. Saat mendengarkan imam berdoa, saya merasa seperti melayang, seperti tidak berbobot. begitu kecil dan tdk berarti," ucapnya.[-O-]

Selasa, 08 Februari 2011

Bertumpuk di Bedeng Sempit Demi Rupiah

Taslim (24) biasa berdagangmakanan di kawasan Senayan, Jakarta. Sebuah kawasan yg menjadi salah satu pusat perekonomian yg ramai. Namun, seperti sebagian besar pedagang perantau, ia tinggal di bedeng sempit. Malah tak jarang Taslim harus berbagi ruang dgn perantau lain. Mereka rela berdesakan dalam ruang sempit tsb demi bisa berhemat agar uang sisa itu bisa dikirimkan ke keluarga mereka di kampung.
Laki-laki asal Brebes, Jawa Tengah yg berjualan nasi goreng itu mengontrak salah satu Bedeng di Grogol Selatan, kecamatan Kebayoran Lama, Jaksel. Bedeng itu hanya berukuran 2 meter x 2 meter dgn dinding tripleks dan seng. Untuk membayar uang sewa per bulan, ia harus merogoh kocek Rp.300.000.
Baru sebulan terakhir ini Taslim benar-benar "menikmati" privasi di bedeng sederhana itu bersama istrinya, Surki (21), sesama perantau Brebes yg dinikahinya delapan bulan yg lalu. Ia baru menyewa sendiri bedeng di perkampungan sempit itu setelah istrinya berhenti bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Kebon Jeruk, Jakbar.
Sebelum itu, Taslim bersama empat perantau asal Brebes, yg juga berjualan nasi goreng, menempati satu bedeng berlantai tanah. Selain harus berbagi dgn temannya, di bedeng itu ia juga harus berbagi dgn perabot memasak serta beberapa pakaian yg tergantung. Banyak nyamuk, juga kecoak, tetapi bisa lebih irit," kata Taslim yg diiyakan istrinya, Surki, Jumat (4/2) petang.
Kondisi bedeng yg memprihatinkan itu tak terlalu dipusingkan oleh Taslim dan empat orang temannya, Tandis (23), Yakub (25), Warno (45), serta Suhari (20). Menurut Taslim, hanya 1-2 orang saja yg tidur di dalam bedeng dgn membentangkan tikar, sementara lainnya biasanya memilih tidur di dipan papan yg berada di luar bedeng.

Dimodifikasi
Kondisi lebih sederhana dialami oleh 25 pedagang tahu gejrot yg menyewa bedeng berukuran 3,5 meter x 8 meter, juga di Grogol Selatan. Mereka memodifikasi bedeng tsb dgnmembuatnya jadi "bertingkat". Lantai bawah berketinggian 165 cm dgn alas karpet tipis, sementara bagian atas dibuat dari rangka bambu dilapisi tripleks. Setelah itu baru dialasi dgn karpet kain.
Di rumah sewaan sangat sederhana itulah para perantau dari Cirebon, Jawa Barat itu, tinggal sehari-hari. Mereka tdk memedulikan masalah kenyamanan karena di rumah itu mereka sekedar merebahkan badan dan menutup mata sejenak.
Sumiah (41), penjaga bedeng itu menuturkan, mereka mulai berjualan selepas tengah hari. Pukul 22.00-23.00 barulah satu per satu pedagang itu pulang. Pagi-pagi mereka sdh harus menyiapkan dagangannya.
Sementara Taslim dan teman-temannya mulai mendorong gerobak nasi goreng menuju kawasan Senayan pukul 18.00. Setelah menjelang subuh baru mereka pulang utk rehat. Tengah hari mereka kembali harus memasak nasi dan menyiapkan bumbu nasi goreng.
Hasil yg didapat para perantau makanan keliling dari kerja banting tulang tidak menentu. Jika sedang bagus dan dagangan habis, bisa memperoleh omzet Rp.300.000 dgn keuntungan separuhnya.
Namun, kadangkala malah harus tombok karena dagangan tidak habis. "Kemarin cuma laku Rp.30.000. Padahal, harga-harga barang sekarang naik semua," tutur Surki.
Harga beras naik dari Rp.7.000 menjadi Rp.8.000 per kg. Harga cabai seperempat kr Rp.25.000, naik dari sebelumnya Rp.10.000. Namun, dia belumberani menaikkan harga nasi goreng Rp.8000 per porsi.
"Terpaksa dua bulan ini tdk bisa kirim uang ke kampung," tutur Surki. Sebelumnya dua bulan sekali suaminya bisa mengirim Rp.500.000. Tampaknya bayangan mudahnya mencari uang di ibukota, tak dirasakan mereka.[-O-].

Rabu, 02 Februari 2011

Pensiunan Polisi Tembak Anaknya Hingga Tewas

Martin Hungan, purnawirawan perwira menengah polisi, menembak anak kandungnya hingga akhirnya meninggal dunia, Rabu (4/8). Kasus ini masih diselidiki polisi, termasuk soal senjata yg digunakan Martin, yg terakhir bertugas di koperasi Kepolisian Daerah Kalimantan Barat.

Kepala Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Pontianak Komisaris Besar Rachmat Mulyana mengatakan, Martin telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Poltabes Pontianak. “Pengakuan tersangka, anak kandungnya menggunakan pisau utk membunuh dan mengancam anggota keluarga yg lain. Jadi, dalam kondisi sangat terpojok, tersangka menggunakan senjata api itu,” katanya.

Penembakan terhadap anak kandung Martin, Leonard Hungan (36) itu terjadi di rumah keluarga tersebut di gang Pak Majid I, Jalan Danau Sentarum, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, kemarin siang. Sebelumnya, Martin dan Leonard terlibat cekcok mulut di teras rumah, yg berlanjut dgn perkelahian di dalam rumah. “Sudah sering terjadi cekcok mulut dan perkelahian karena dipicu perilaku Leonard,” ujar Wachmat.

Terkait senjata api yg digunakan Martin, Rachmat menyatakan masih akan mendalaminya. “Senjata yg digunakan itu mirip dgn senjata organic yg digunakan polisi. Tetapi, apakah itu memang senjata organic polisi atau bukan, akan terus kami dalami,” katanya.

Pistol yg digunakan adalah revolver jenis S & W caliber 3,8 milimeter. “Dari hasil olah TKP, peluru yg digunakan adalah peluru tajan,” ujar Rachmat.[-O-]


Kamis, 27 Januari 2011

Silahkan Tonton Urusan Pribadiku

Dunia sudah berubah. Dulu, orang sekuat tenaga membentengi rahasia pribadinya. Sekarang, orang sukarela membukanya melalui televisi. Urusan perjodohan, perselingkuhan, sampai konflik rumah tangga pun mendominasi layar kaca.
NYALAKAN televisi anda dan anda akan menemukan acara-acara yg mengulas urusan pribadi. Infotaiment mengabarkan perceraian pesohor. Reality show membeberkan perselingkuhan dan konflik rumah tangga. Talk show lepas tengah malam membahas urusan tempat tidur.
Masalah pribadi menjejali layer kaca. Sebuah fenomena yg 5-10 tahun lalu mungkin tidak terlintas dalam benak sebagian besar orang Indonesia. Gilanya, sebagian orang mempublikasikan urusan pribadinya ke layer kaca secara sukarela.
Tengoklah acara Masihkah Kau Mencintaiku di RCTI. Dalam acara ini, sepasang suami istri buka-bukaan persoalan rumah tangganya di depan orangtuanya, mertuanya, penonton di studio dan jutaan pemirsa televise. Kadang-kadang persoalannya begitu pribadi, misalnya menyangkut ketidakpuasan suami atas layanan istri.
Ada
juga Take Me/Him Out Indonesia di Indosiar. Ini semacam acara kontak jodoh produksi Fremantale Media yg lisensinya dibeli Indosiar. Dalam setiap episode Take Me Out, ada 30 perempuan dan 7 laki-laki berusia 20-40 tahun yg mencari jodoh. Untuk Take Him Out, jumlahnya dibalik, 30 laki-laki, dan 7 perempuan.
Rabu (7/10) malam, di balik panggung acara TMO sejumlah perempuan berdandan menor, berpakaian bagus, berparfum wangi, dan bersepatu tumit tinggi tampak gugup menanti waktu shooting. Sebagian mengalihkan kegugupannya dgn menghisap rokok.
Ketika shooting dimulai, muncullah pria bernama Rian (24) di panggung. “Saya masih muda dan cukup mapan. Sekarang saatnya saya mencari pasangan,” ujar Rian memperkenalkan diri..
Laki-laki itu mengaku berprofesi sebagai broker dan pada waktu senggang kerap tampil sebagai disc Jockey (DJ) di pesta-pesta pribadi. Perkenalan singkat itu menarik hati Sofie, salah seorang dari 30 peserta perempuan. Tandanya sederhana saja, keduanya tidak mematikan lampu di mejanya.
“Apa yg membuat anda tertarik kepada Rian?” Tanya pemandu acara, Chocky Sihotang kepada Sofie.
“Lucu. Hidungnya gede, hokinya pasti gede,” jawab Sofie diikuti senyum. Penonton di studio pun tertawa.
Yuanita justru memilih mematikan lampu, tanda tidak tertarik. Alasannya, “buat jadi pacar enggak deh. DJ itukan banyak cecweknya.”
Begitulah.Pada 5-10 tahun yg lalu kita mungkin tidak beroikir ada orang yg berani mencari jodoh lewat acara televisi dgn resiko cintanya ditolak dan penolakan tsb disaksikan jutaan orang di Indonesia.
Apa yg membuat mereka nekat mengikuti acara seperti ini? Susi (38), janda dua anak, mengaku serius mencari pasangan hidup. Karena itu, ia tidak ambil pusing ketika teman-temannya menghujatnya lantaran mengikuti TMO. “ Saya enggak malu. Saya ikut acara ini karena didaftarkan anak saya. Mungkin mereka kasihan melihat saya sendirian,” kata Susi yg malam itu ditemani dua anaknya, Javi (15) dan Erick(13).
Wisnu Prasetyo (20), Pelaut, awalnya agak malu mencari jodoh lewat televise. Namun, dorongan utk mendapatkan pasangan meredam rasa malunya. Alhamdulliallah, saya bisa bertemu Tari melalui acara ini,” kata Wisnu sambil melirik Tari.
Tari yg ada di sebelahnya tersipu malu. “Kalau saya, awalnya ikut acara ini karena ingin eksis. Kalau ternyata dapat pasangan, itu bonus,” ujar mahasiswi PTS dan penyanyi dangdut yg pernah menembus 26 besar Kontes Dangdut TPI ini.
Buat Tari, eksistensi di layer kaca itu penting buat orang yg ingin terjun ke dunia pertunjukan Jika tampil di televise, ia akan dilirik orang. Perkiraannya tdk salah. Melalui TMO, ia tdk hanya bertemu Wisnu, tapi juga mendapatkan tawaran casting film televisi.
Mungkin itu sebabnya sebagian peserta semangat sekali jika diminta tampil nyanyi atau ajojing di atas panggung sebab ini kesempatan langka.

Tersembunyi
Terlepas dari motif peserta yg beragam, acara itu digemari banyak orang. Public Relation and Promotion Fremantle Media di Indonesia, Afni Sasmita, mangatakan, setiap minggu sekitar 150 orang mendaftar utk audisi di acara ini. Acara itu juga ditonton rata-rata 30 persen pemirsa televisi.
Sukses Take Me/Him Out kian menegaskan, acara yg mengungkap urusan pribadi di suka pemirsa televise. Infotaiment dan Reality Show model Termehek-mehek (Trans TN) sudah lebih dulu membuktikannya.
Mengapa pemirsa suka mengintip urusan pribadi orang lain? Hamdi Muluk, Kepala Laboratorium Psikologi Politik Univ Indonesia, mengatakan, urusan pribadi adalah dunia yg tersembunyi. “Ketika dunia tersembunyi itu diungkap, orang pasti suka. Semakin tersembunyi, semakin orang tertarik. Secara psikologis orang senang membandingkan perilakunya dgn perilaku umum,” katanya.
Persoalannya adalah dunia tersembunyi ini sekarang menjadi komoditas unggulan televise. “Ini berbahaya, sebab orang digiring setiap hari utk melihat sesuatu yg dangkal. Kalau begini terus, kita menjadi bangsa yg bebal,” katanya.[-O-]

Minggu, 23 Januari 2011

Wisata Asyik di Kepulauan Seribu

SUDAH kondang bahwa Indonesia merupakan Negara kepulauan yg eksotik. Kondisi geografis ini membuat Indonesia kaya akan obyek wisata alam yg memesona. Ambil contoh saja, Kepulauan Seribu. Obyek wisata yg menawarkan panorama yg memukau. Tiap pulau di kepulauan seribu memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Jika penasaran akan keelokannya, anda dapat memilih paket tur dgn tujuan pulau Untung Jawa-Nusa-Keramba-Pulau-Rambut-Pulau Pramuka.
Di Pulau Untung Jawa, anda bisa bebas menjelajah, sebab pulau itu memiliki area yg cukup luas. Anda akan menemukan tempat wisata asyik di dekat pelabuhan. Akses menuju Pulau Untung Jawa cukup memadai. Di P Untung Jawa, anda bisa menelusuri pantainya dan menemukan hutan bakau yg menghijau. Dengan kanopi di area ini, anda akan semakin nyaman menjelajahi pantai.
Jangan lupa anda mengabadikan dengan kamera. Pemandangan hutan bakau Pulau Untung jawa sayang jika dilewatkan. Ingin memancing ikan? Mudah saja. Anda cukup duduk santai di dermaga dan melemparkan kali. Ikan-ikan akan berdatangan menghampiri kail anda.
Nuansa berbeda akan anda temukan di Pulau Pramuka. Di pulau yg mayoritas penduduknya nelayan ini tergolong maju. Anda bisa mendapatkan berbagai pengetahuan tentang foto-foto hewan atau hewan-hewan yg telah di awetkan di pusat Informasi Taman Laut Pulau Pramuka. Apabila ingin menyaksikan secara langsung kecantikan Pulau Pramuka, anda bisa melakukan snorkling atau menikmati keindahan taman laut nasionalnya.
Usai mencicipi keindahan pulau Pramuka, anda bisa menikmati sajian lejat di restoran yg berdiri di atas laut, diNusa Keramba. Nusa Keramba juga kondang akan peternakan ikannya. Tidak ada salahnya jika anda membeli ikan-ikan segar dari laut sebagai buah tangan.[-O-]

Pizza Italia yang Selalu Menggugah Selera

Saat menonton film kegemaran bersama keluarga atau kerabat, tentu akan terasa lebih asyik jika ditemani makanan yg lezat, praktis sekaligus dapat mengenyangkan perut. Dari sekian banyak pilihan makanan, pizza adalah salah satu yg paling digemari.

Walaupun sama-sama terdiri dari adonan roti yg berbentuk bundar dgn berbagai topping di atasnya, ternyata makanan asal Italia ini telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga rasa pizza yg asli dgn sendirinya akan telah bergeser.

Selain mengalami pergeseran rasa, pizza yg aslipun sebenaranya secara tradisional dibakar di atas plat batu atau besi dgn kayu sejenis kayu akasia. Sampai saat ini, para wanita di Italia, negri dimana pizza berasal, masih menggunakan kayu untuk membuat pizza. Sementara di sini, dgn alasan praktis, pizza yg anda temui dibakar dalam oven. Cara memasak yg berbeda inilah akhirnya yg membuat tekstur pizza yg anda temui berbeda dari aslinya.


Mengenal Pizza Lebih Dekat
Ada banyak versi tentang sejarah asal mulanya pizza. Beberapa pendapat mengatkan bahwa pizza terbuat dari adonan roti Matzo yg dibawa ke Roma oleh pasukan Italia. Sementara pendapat lain mengatakan bahwa pizza merupakan evolusi dari si legendaris Focacia yg disajikan di Roma sekitar 1.000 tahun yg lalu sbg camilan. Selain itu, ada juga pendapat yg mengatakan bahwa pizza di bawa ke Italia oleh orang Yunani pd abad pertama.

Dari sekian banyak versi, yg paling populer adalha pizza yg dibikin oleh petani di daerah Naples, Italia. Pd awalnya pizza dibuat dari adonan roti yg rata dgn taburan minyak zaitun, irisan tomat, dan keju mozzarella. Perkembangan zaman serta tuntutan masyarakat akan rasa, yg membuat topping pizza kian beragam.

Jika anda ingin merasakan pizza dgn citarasa Italia khususnya bagian utara dan Venesia, Restoran Porta Venezia yg berada di The Aryaduta Suites Hotel Semanggi, Jakarta menyajikan Quatro Formaggio sebagai salah satu pizza terlezat. Jangan lupa juga utk mencicipi Filleto di Manzo Al Gorgonzola yg disajikan dgn gorgonzola crean cheese dan fillet daging sapi yg dipanggang. Dijamin tak akan kecewa.[-O-]

Sabtu, 15 Januari 2011

15 Pengirim SMS "Beliin Mama Pulsa" Ditangkap.

Maraknya penipuan melalui SMS akhir-akhir ini meresahkan masyarakat. Kini pengguna ponsel bisa mengadukan praktek penipuan via SMS ke layanan 1166 telkomsel utk diteruskan ke pihak kepolisian.
"Hasil kerjasama Polri dan Telkomsel ini telah menangkap 15 pelaku penipuan yg melalui operator kami," kata Ricardo Indar, GM Corporate Communications Telkomsel didampingi Nugroho, CTP Tools dan Data Management Telkomsel di Jakarta Rabu (20/10).
Menurut Nugroho, layanan 1166 adalah layanan singkat yg disiapkan Telkomsel utk menampung pengaduan SMS penipuan dan tindak lanjutnya. "Layanan ini hanya diperuntukkan bagi pelanggan Telkomsel dan gratis."
Adapun format yg harus diisi dalam SMS pengaduan, ketik : Penipuan #nomor pelaku penipuan#isi SMS penipuan.
"Contoh, Penipuan #0813xxxx ssss# beliin dulu mama pulsa simpati 50 rb di nomor baru mama ini, nomornya 081241646836 cepat ya soalnya mama ada masalah penting, nanti mama ganti uangnya, skrng mama tunggu ya?," ungkap Nugroho.[-O-]

Rabu, 12 Januari 2011

MENCURI Bebek, Karman Tewas Dikeroyok Massa

"Pengadilan" tanpa hakim itu terjadi di Kampung Pulojaya, desa kertajaya, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Selasa (21/4) sekitar pukul 10.00. Menurut Alim, dia dan anaknya memergoki Karman memasukkan bebek ke dalam karung. Alim lantas meneriaki Karman sbg maling.
Diteriaki pemilik bebek, Karman kabur. Teriakan Alim dan anaknya memancing kedatangan warga kampung. Mereka lantas mengepung Karman. karman tertangkap dan tdk dpt berdalih setelah warga menemukan tiga bebek di dalam karungnya. Hidup Karman berakhir di tangan massa yg menangkapnya.
Tdk ada ampun bagi orang yg dituduh mencuri itu. Meski kedua tangannya diangkat tanda menyerah, dan minta ampun, Karman tetap dihujani pukulan warga yg geram secara bertubi-tubi. Karman pun berteriak minta ampun, tetapi teriakkannya tdk membuat warga yg geram itu berhenti memukuli Karman. Warga semakin menjadi-jadi ketika Karman mencoba lari menghindari massa.
"Saya tak tahu siapa yg ikut menangkap Karman karena saat itu banyak orang kampung," ujar Alim ketika ditemui di kantor Polsek Pebayuran kemarin siang. Sepertinya dia (Karman) juga mencuri 20 ekor bebek saya hari Minggu lalu," kata Alim menuduh. Kepala Polsek Pabayuran Ajun Komisaris Kiswan menyatakan perkara pencurian bebek dgn tersangka Karman tidak diselidiki lebih lanjut karena tersangka meninggal. Polisi kini memeriksa perkara penganiayaan yg menyebabkan Karman tewas. "Kami tetap proses karena perbuatan (penganiayaan) itu tdk dibenarkan secara hukum," kata Kiswan.
Beberapa jam sebelumnya, aksi main hakim sendiri juga terjadi di desa Karang reja, Pebayuran. Dua encuri sepeda motor nyaris tewas dianiaya massa setelah gagal melarikan diri sepeda motor Honda Supra Fit milik maksum, warga desa setempat. Warga melampiaskan kegeraman mereka dgn membakar spd motor yg digunakan kedua orang yg disangka mencuri spd motor itu. Kedua tersangka pencuri gagal itu, yakni Ardi (20) alias Dede dan Sariman (20), babak belur. Namun, nyawa mereka selamat. Keduanya kini ditahan Polsek Pebayuran.[-O-]

Minggu, 09 Januari 2011

Mereka Berharap Mendapat Kehidupan Yg Lebih Baik

HUJAN yg masih kerap turun di Jakarta saat ini bagai musuh bagi pedagang buah dingin dan rujak keliling. Betapa tidak, jika hujan turun, apalagi dalam waktu cukup lama, sebagian besar aneka buah dingin dagangan tak akan laku terjual, lalu harus dibuang percuma. Hawa dingin akan membuat konsumen malas membeli buah atau rujak racikan si pedagang buah keliling. "Sekarang usaha jualan buah dingin dan rujak makin susah," keluh Tarsan (36), pejuala buah dingin kawakan asal Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Ia ditemui Selasa (21/4) pagi sat sedang memotong buah nanas di depan rumahnya.
Tarsan, yg sejak kecil berjualan buah dingin (mencoba menjual es cendol), merasakan manis-pahitnya menjadi penjual buah potong keliling. Selama sekitar 20 tahun menjual buah, kehidupan Tarsan bukan makin membaik, tetapi malah nyaris bangkrut. Awal tahun 2000, ia mempunyai delapan anak buah, kini hanya punya tiga anak buah. Maksudnya, Tarsan sempat menjadi bos, tetapi bukan berarti dia bisa duduk santai. Ia tetap bekerja keras ikut memotong buah, sekaligus mengontrol anak buahnya memotong aneka buah lalu ikut pula berdagang. Toh hasil usahanya selama dua dekade bisa disebut tak sepadan dgn kerja kerasnya. "Saya hanya punya sapi di kampung, tetapi Alhamdulillah, anak-istri kumpul di sini," tutur Tarsan.
Bagi pedagang buah dingin, berkumpul dgn anak istri merupakan kemewahan sebab biasanya utk mengirit biaya hidup, anak-anak dititipkan ke neneknya di kampung. Mereka tumbuh besar dan bersekolah di kampung.
Ini pula yg dilakukan keluarga Ujud (40), asal Desa Kebon, Kecamatan Sakaran, Kabupaten lamongan. Pasangan Ujud-Wiwik sdh sekitar 15 tahun berjualan buah dingin di Jakarta. Mereka mempunyai dua anak, Kiki (16) dan Bowo (14). Semula, kedua anak tsb ikut neneknya di kampung, bersekolah dari SD sampai SMP. Begitu lulus dari SMP, Kiki menyusul ayah dan ibunya ke Jakarta, Bowo masih bersekolah di sana. Namun, tak sampai setahun, bocah lelaki itu minta berhenti sekolah lalu ikut ke Jakarta.
"Bowo kasihan sama bapaknya, ia tak mau lagi bersekolah," tutur Wiwik yg ditemui di rumah kontrakannya yg sangat sederhana di sisi "TPU" Joglo, Jakbar (20/4). Kehidupan anak-beranak ini lebih memprihatinkan lagi. Mereka sama sekali tak punya radio, televisi, apa lagi kulkas. Rumah kontrakan yg sewanya Rp.170.000 per bulan hanya diisi kasur ukuran sedang, lemari makan, seperangkat kompor gas hasil pembagian pemerintah, dan sebuah meja panjang.
Rumah petak yg terbagi menjadi dua bagian berfungsi utk dapur dan kamar tidur Ujud-Wiwik. Ruang bagian depan seluas 1,5 x2,5 meter menjadi tempat tidur anak-anak dan adik Wiwik. Di situ pula Ujud dan Wiwik mengiris buah untuk jualan esok harinya. "Kadang-kadang bingung dimana nyimpan buah yg sdh dibungkus karena tempatnya habis,"tutur Wiwik sambil tersenyum.
Situasi yg hampir sama tampak di kontrakan Suwoto-Ida, asal Tuban, di samping SPBU Joglo. Suwoto, yg menjadi penjual buah selama 15 tahun dan pernah menjadi anak buah Tarsan, mengaku hanya mempunyai simpanan sebidang tanah di kampung. "Jarang bisa nyimpan uang, sehari-hari penghasilan rata-rata Rp.50.000 habis utk makan dan ngontrak rumah. Mungkin inilah berkah utk saya," tutur Suwoto.
Untung Tipis
Menjadi pedagang buah dingin dan rujak menjadi pilihan banyak perantau asal Tuban, Bojonegoro, dan Lamongan, semua di Jawa Timur. Awalnya, kata beberapa pedagang buah dingin dimulai oleh Sutopo asal Lamongan pada tahun 1980-an. Usaha Sutopo maju pesat. Ia memiliki banyak anak bauah, salah satunya adalah Tarsan. "Pak Topo sekarang sdh pulang kampung. Ia sukses berjualan buah dingin. Bisa naik haji dan punya sawah dari hasil usahanya," ujar Tarsan.
Jumlah penjual buah dingin lalu bertambah karena ada yg mengajak saudara dan kawan sekampung. Wilayah kabupaten Lamongan Tuban-Bojonegoro merupakan wilayah yg berdekatan di Utara pantai Jawa. Semula, seperti diakui Tarsan, bisnis buah dingin cukup menjanjikan karena harga buah seperti, pepaya, jambu, nanas, bengkuang, dan mangga, cukup murah. Potongan buah yg dibungkus plastik secara rapi itu dijual dgn harga Rp.200- Rp.1000.
Sejak tahun 2006, bisnis ini kurang menguntungkan. Harga buah naik terus, sementara pedagang tidak bisa menaikkan harga buah dingin sebab daya beli masyarakat merosot.
"Kami hanya bisa untung Rp.300-Rp.1000 per buah ," kata Suwoto. Keadaan itu masih diperburuk isu pedagang buah memakai pengawet utk membuat buah tetap segar. Mereka sangat terpukul oleh isu tsb, padahal keuntungan tipis itu tak banyak berarti karena belum karena mereka belum menghitung tenaga, plastik dan gula aren. Para pedagang hanya bisa berharap kehidupannya akan membaik.[-O-]

Kamis, 06 Januari 2011

Pisau Dapurpun Perlu Dirawat

Bagi yg senang memasak, tentu tahu betapa nyamannya menggunakan pisau dapur yg tajam. Berbagai keperluan memotong bisa dilakukan dgn lebih cepat dan pekerjaan menjadi lebih efisien. Seiring dgn berjalannya waktu, pisau pun akan tumpul, namun hal ini juga tergantung dari cara perlakuannya.
SEBAGAI alat utama utk mempersiapkan masakan di dapur, perlakuan dan perawatan yg tepat pada pisau dapat membuatnya lebih tahan lama. Ada beberapa hal yg bisa dilakukan, antara lain :
1. Bersihkan pisau setelah selesai digunakan dgn menggunakan sabun dan air hangat utk mengangkat setiap kotoran yg tersisa dan menempel dgn maksimal. Setelah itu keringkan pisau agar tidak mudah berkarat.
2. Asahlah pisau secara berkala dgn tetap mengikuti sudut lekukannya. Cara tradisional terbukti jitu, yaitu dgn menggosokkannya berulang-ulang kali pd batu atau cobek batu hingga ujungnya tajam kembali. Asah pisau searah dgn dinding pisau sehingga sudut ketajamannya landai. Semakin landai sudutnya, maka semakin tajam pula pisau tersebut.
3. Dewasa ini pisau memiliki beragam varian dgn desain yg berbeda-beda utk kebutuhan memotong yg juga beragam. Gunakanlah pisau sesuai dgn karakteristiknya agar usia pemakaiannya bisa tetap lama. Sebagai contoh, pisau utk mengiris daging yg tipis akan akan lebih cepat rusak kondisinya jika digunakan utk memotong bagian-bagian daging yg keras atau untuk memotong tulang. Menggunakan pisau sesuai dgn fungsinya juga utk menjaga baut-baut pd pisau agar tetap dalam kondisi sempurna yg berpengaruh pada kenyamanan anda saat menggunakannya.
4. Simpanlah pisau di dalam laci dgn menggunakan sarung pisau khusus. Jika tidak ada sarung, bisa menggunakan kertas yg keras dan cukup kaku utk membungkusnya. Hal ini utk menghindari adanya benturan dgn benda-benda lain yg juga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan. Disamping itu, sebaiknya tdk menyimpannya di dalam kotak kayu, mengingat kayu dapat menyerap air. Hal tsb akan menyebabkan terjadinya udara yg lembab dan lama kelamaan dapat merusak kondisi pisau.[-O-]