Kamis, 09 September 2010

Herman Sarens Soediro Tutup Usia

Mantan komandan korps Markas Pertahanan dan keamanan Brigjend (Purn) TN1 Hermans Sarens Soediro (80), Minggu (11/7) puul 11.40, tutup usia karena sakit Ginjal. Dia meninggal di RS Pusat Pertamina. Herman kelahiran Pandeglang, Banten, 24 Mei 1930.
Jenazahnya disemayamkan d rumah dua di jalan Daksa 1 Nomor 9, kebayoran Baru, Jaksel, dan akan dimakamkan Senin di pemakaman keluarga di Banjar Patroman, Ciamis, dgn upacara kemiliteran. Di pemakaman itu, kedua orang tua Herman juga dimakamkan. Mantan Perwira Tinggi di era Soeharto itu menjelang akh!r hayatnya sempat menarik perhatian publik karena tersandung kasus dugaan penguasaan tiga hektar tanah negara di jalan warung Buncit Raya, Jaksel. Dia diduga melakukan hal tsb semasa menjabat Dankorma hankam. Pd 19 Januari, Polisi Militer kodam Jakarta Raya menagkap Herman karena tiga kali mangkir dari panggilan sidang Oditur Militer Jakarta.
”Persoalan (sengketa tanah) itu selesai dgn cara damai. Beliau menyerahkan tanah itu kpd negara dan ada keputusan dari Mahmilti (Makamah Militer Tinggi) Jakarta, 17 Juni,” kata Hadijah Soediro, istri Herman.
”Jangankan hanya tanah, beliau pernah menegaskan bersedia menyerahkan jiwa raganya jika utk negara,” ujar Hadijah.
Semasa h!dupnya, Herman menikahi tiga istri, yakn Rieke Rihana, Tinawati Soediro (75), serta Hadijah Soediro (63). Herman bercerai dgn istri pertama. Selain meninggalkan dua istri , Herman juga meninggalkan empat anak, yakni Ferry Soediro, Teddy, Yuni, dan Renny Soediro, serta 14 cucu dan 7 cicit.
Yuni Soediro mengungkapkan, ayahnya sabtu pagi menjalani cuci darah di RS Abdi Waluyo, Menteng dan pulang ke rumah. ”Pulang cuci darah baik-baik sajak dan malam itu makan nasi kapau,” kata Yuni.
Sabtu malam Ayahnya mengeluh sesak nafas dan dibawa ke UGD RS Pertamina Pusat pukul 21.30. Menurut Yuni, dokter mengatakan ada masalah di jantung ayahnya dan sempat dibantu alat pacu jantung. Keesokan harinya, ayahnya menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 11.40.
Beliau sosok yg tegas dan disiplin dalam mendidikk anak-anaknya serta peduli terhadap nasib veteran dan hari peringatan bersejarah bangsa,” kata Yuni.
Hadijah mengaku, sekitar 10 hari yg lalu, almarhum menyematkan semua bintang dan tanda jasa yg diterimanya dari dalam dan luar negri semasa dinas pd dua baju dinasnya.
Irish Sudiro, salah seorang menantu Herman, menjelaskan. 10 tahunn lalu, Herman pernah dioperasi aorta jantungnya di Houston, Amerika Serikat. Pasca operasi, kondisi jantung Herman tdk bermasalah. Namun, kondisi kesehatannya dua tahun terakhir menurun terkait penyait ginjalnya. Hingga usia 77 tahun, Herman msh aktif menjalankan hobinya mengendarai mobil besar. Herman juga gemar berburu, tatapi kegiatan itu tdk dpt dijalani lagi sejak kesehatannya menuru, [-O-]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar