Rabu, 09 Juni 2010

Lestarikan Lingkungan Demi Generasi Penerus.

TIDAK TANPA SEBAB jika gugusan kepulauan yg tersebar di antara Benua Asia dan Australia serta Samudra Hindia dan Pasifik disebut sbg ”Zamrud Khatulistiwa”. Indonesia tdk hanya diberkahi suber daya alam yg melimpah, tetapi juga tamasya alam yg hijau dan indah, sehingga pantas dijuluki sebagai ”zamrud”

NAMUN keindahan itu kian terancam kini. Seperti diutarakan Menteri Kehutanan RI Zulkifli Hasan dalam sebuah kesempatan baru-baru ini, dari 130 juta hektar hutan di Indonesia, hanya 43 juta hektar yg kondisinya masih baik yakni dalam kondisi subur dan lebat. Selebihnya ada yg sudah beralih fungsi menjadi pertambangan, ada pula yg bekas HPH (hak penguasaan hutan). Yg memprihatinkan, jumlah hutan yg benar-benar sudah rusak mencapai 40 juta hektar dari keseluruhan hutan Indonesia.

Tentu saja, menimpakan tanggung jawab menjaga kelestarian hutan dan alam Indonesia semata ke pundak Pemerintah bukan sikap yg tepat. Dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan industri dan individu untuk untuk sama-sama menjaga kelestarian alam.

Alam yg lestari memiliki banyak manfaat. Terkait isu pemanasan global, rusaknya hutan ditengarai menjadi salah satu penyebab. Oleh karena itu, penanaman pohon dan penghijauan kembali dapat berkontribusi untuk mencegah pemanasan global. Selain itu, hutan yg lebat berfungsi sebagai paru-paru yg menyegarkan kembali udara kotor akibat polusi. Dan, tamasya alam yg hijau permai juga berpotensi menggerakkan wisata alam.


Mangrove

Pentingnya pelestarian alam menjadikan banyak perusahaan menjadikan masalah lingkungan sebagai salah satu sasaran program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR). Salah satunya adalah PT HM Sampoerna Tbk. Di bidang pelestarian lingkungan, Sampoerna memiliki tiga fokus program yg secara konsisten dilakukan dgn pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sambil memfokuskan pada kesinambungan hubungan program.

Ketiga fokus program tsb yakni program konservasi mangrove di pantai timur Surabaya, program konservasi hutan yg di gunung arjuna, dan program hutan lestari di Lombok.

Hutan mangrove memiliki peran penting untuk menjaga keanekaragaman hayati di tepi pantai. Dalam upaya untuk mengembalikan potensi keanekaragaman hayati hutan mangrove di pantai Timur Surabaya, dan utk membuat arah pembangunan daerah yg memperhitungkan nilai-nilai konservasi, pendidikan, pemberdayaan masyarakat ekonomi, dan eko-pariwisata, Sampoerna bekerja sama dgn mitra, masyarakat dan pemerintah Surabaya utk melestarikan potensi keanekaragaman hayati hutan mangrove di pantai timur Surabaya. Hutan mangrove di Surabaya merupakan bagian dari solusi ruang hijau terbuka di kota, pengurangan polusi udara, mengurangi resiko bencana, (Tsunami), serta melestarikan kekayaan dan keanekaragaman hayati ekosistem di hutan mangrove.

Sehubungan program tsb, ada 9 Agustus 2009, Sampoerna berpartisipasi dalam drive penanaman mangrove dan pembukaan pos pengamatan Gunung anyar yg melibatkan sekitar 700 sukarelawan yg menanam sekitar 5.000 bibit mangrove.

Selanjutnya pada 13 Desember 2009, Sampoerna menyelenggarakan penanaman mangrove di pantai Timur Surabaya, Wonorejo. :ebih dari 300 orang berpartisipasi dan melakukan penanaman 2.000 bibit mangrove. Memasuki tahun 2010, pada 27 Maret 2010, Sampoerna didukung Universita Airlangga dalam penanaman mangrove di Wonorejo-Surabaya yg disebut “Psygogreen” Program ini dihadiri oleh 470 orang dan penanaman 1.000 bibit mangrove.


Konservasi Hutan

Seperti disebutkan, semakin berkurangnya hutan Indonesia sangat memprihatinkan. Terkait pelestarian hutan, Sampoerna menjalankan konservasi hutan di Gunung Arjuno dan program hutan lestari di Lombok.

Konservasi hutan di Gunung Arjuno dilatari untuk mengurangi risiko kebakaran dan rehabilitasi lahan kritis. Untuk itu, pendekatan yg diambil adalah pengembangan konsep hutan asuh yg melibatkan penduduk desa setempat ntuk meningkatkan potensi ekonomi masyarakat lokal melalui bidang kewirausahaan sebagai alternatif penghasilan.

Terkait kegiatan konservasi, pada 17 Maret 2010 lalu, Sampoerna mengadakan upacara utk mengadakan program reboisasi 50 ha di Gunung Arjuno dgn penanaman 23.500 bibit pohon dgn melibatkan masyarakat lokal dan kelompok petani 200 orang dari berbagai organisasi seperti Sampoerna Volunteers Club (SVC), media dan petani lokal bergabung dalam upacara untuk menanam bibit pohon terakhir di hutan Gunung Arjuno. Program ini meliputi inisiatif pemberdayaan utk 60 petani setempat yg akan menjadi pengasuh program reboisasi.

Pada 27 Januari 2010, Sampoerna bekerja sama dgn pemasok tembakau PT Shadana Arif Nusa melaksanakan program kemitraan berbasis pelestarian lingkungan hidup di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada kesempatan tsb, Sampoena menanam bibit pohon lebih dari tujuh juta utk rehabilitasi hutan, pelestarian lingkungan dan promosi pertumbuhan ekonomi lokal. Kegiatan yg dinamakan program hutan lestari tsb bertujuan merehabilitasi lahan kritis sekaligus menjadikannya sebagai hutan Tanaman Cadangan Pangan dan Energi (HTCPE) yg berperan sbg sumber untuk cadangan pangan dan energi yg terbarukan. Melalui program tsb, Sampoerna memberikan peluang kpd masyarakat di sekitar lokasi lahan kritis untuk terlibat dalam program kemitraan pengelolaan lahan 1.200 hektar dan program pemberdayaan ekonomi. Program hutan Lestari mencerminkan dukungan Sampoerna dari program ”NTB Hijau” yg digalakkan oleh Pemerintah Provinsi NTB pd tahun 2008.

Penghargaan

Pengakuan terhadap peran aktif Sampoerna dalam menjalankan program pelestarian lingkungan terbukti dgn penerimaan piagam penghargaan ”Wanalestari” dari Kementrian Kehutanan RI. Penghargaan tsb diserahkan langsung oleh Menteri Kehutanan RI, Zulkifli Hasan kepada Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. John Gledhill yg turut disaksikan oleh Bupati Pasuruan, DEDE Angga, serta Direktur PT HM Sampoerna Tbk, Yos Ginting, di lokasi Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPKS), Sukorejo, Pasuruan, Jawa Timur, pada 5 Mei 2010 lalu.

Pada kesempatan tsb dilakukan juga penanda tanganan nota kesepahaman sebagai bagian program penanaman 1 Miliar pohon. Hal tsb merupakan wujud komitmen Sampoerna untuk meneruskan program-program pelestarian lingkungan. Menteri kehutanan berkomentar, ”Saya sampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada PT HM Sampoerna Tbk. Atas inisiatif dan peran sertanya dalam program-program perbaikan lingkungan, rehabilitasi hutan, dan pengelolaan hutan lestari.

Apa yg telah dilakukan Sampoerna merupakan salah satu contoh dan tentu saja masih dibutuhkan upaya dan kerja sama dari berbagai pihak untuk terus bahu-membahu melestarikan hiajunya zamrud khatulistiwa. Jika bukan kita, siapa lagi yg akan melakukannya?[-O-]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar