Rabu, 19 Mei 2010

Pulihkan Segera Lingkungan

Kondisi lingkungan Indonesia harus segera dipulihkan karena kondisinya sudah amat genting yg ditandai dengan jumlah bencana yg terus meningkat dari tahun ke tahun. Inisiatif pemulihan lingkungan oleh pemerintah pasti akan didukung rakyat.
Demikian dikemukakan Ketua Institute Hijau Indonesia Chalid Muhammad saat dihubungi, Kamis (22/4), bertepatan dgn Hari Bumi. ”Pemulihan bisa diawali dengan menghentikan proses perusakan, caranya dengan menghentikan pemberian izin konversi kawasan, dan perizinan eksploitasi yg berpotensi merusak lingkungan,” ujarnya.
”Penting dilakukan, Presiden dan DPR merancang sebuah kesepakatan politik utk upaya pemulihan, bukan hanya pada dimensi ekologis,, melainkan juga pemulihan politik, juga kehidupan sosial kemasyarakatan sesuai spirit para pendiri bangsa,” Chalid menambahkan. Dia yakin rakyat akan mendukung sepenuhnya karena pemulihan ini adalah demi keberlanjutan nasib bangsa.
Misalnya, untuk memulihkan 45 juta hektar kawasan kritis bisa melibatkan 20 juta keluarga, masing-masing memulihkan 2,5 hektar. Ekonomi rakyat terbantu dan mereka mencintai kawasan yg dipulihkan," katanya. Ekonomi rakyat terbantu dan mereka mencintai kawasan yg dipulihkan," katanya.
Seruan senada disampaikan Wahana Lingkungan Hidup Indunesia (Walhi) dalam siaran pers yg ditanda tangani Direktur Eksekutif Nasional Walhi Berry Nahdian Furqan dan Ketua Nasional Yani Sagaroa.
"Penting bagi seluruh rakyat Indonesia untuk secara bersama-sama melakukan upaya penyelamatan dari berbagai sisi ekologi, ekonomi, sosial, dan politik," kata Walhi. Menurut Walhi, tanah air Indonesia hanya menjadi sumber eksploitasi negara-negara industri maju dengan mengincar sumber daya alam, pasar dan buruh murah.
Di Kabupaten Tanggamus, Mentri Kehutanan Zulkifli Hasan menegaskan, pemerintah tidak bisa lagi mengutamakan pendekatan represif pada pelestarian hutan. “Hutan lindung kini boleh dikelola warga. Harapannya, hutan hijau kembali, warga tetap sejahtera dan masyarakat sendiri penjaganya,” ujar Zulkifli merujuk pola usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan.

Unjuk Rasa Marak
Di sejumlah wilayah terjadi unjuk rasa dari berbagai elemen masyarakat mulai dari mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat,, dan pemerhati lingkungan. Sementara sebagian masyarakat melakukan aktivitas penanaman bakau dan pohon sebagai kontribusi pemulihan lingkungan.
Mahasiswa se-Maluku yg berunjuk rasa di Kantor Gubernur Maluku menyampaikan tuntutan agar penggundulan hutan di Ambon dihentikan.
Di Banjarmasin, sekitar 50 masa menyerukan penghentian pemberian izin pertambangan batu-bara. Mereka menuding kegiatan eksploitasi itu sebagai salah satu penyebab parahnya kerusakan bumi.
Kemarin, habitat satwa langka owa jawa atau Hylobates moloch di blok hutan Tiwel, Desa nangerang, kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dipulihkan. Blok hutan alam sekitar lima hektar itu disatukan dengan hutan alam yg berada di wilayah Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango.
Para pencinta lingkungan dari perusahaan jasa konsultan audit internasional Mazars, bekerja sama dengan Conservation International-Indonesia, perkumpulan pecinta lingkungan Gedepahala, dan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango, menanami 5 hektar area yg semula sebagai hutan produksi itu.[-O-]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar