Jumat, 07 Mei 2010

BRAM TELAH TIADA

Jenazah mantan aktivis mahasiswa FISIP UI yg pernah dipenjarakan rezim Orde Baru, Ibrahim Gidrach Zakir (57), dikebumikan di tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan, kemarin siang. Pria kelahiran Jakarta, 31 Mei 1951, yang akrab disapa Bram itu wafat pada hari Sabtu (31/1) pukul 01.55 di Rumah Sakit MMC, Jakarta.

Bram meninggalkan istri, Dewi Meiyani (49), dan tiga anak : Anis Murniwati (29) yg memberikan seorang cucu, Amalia Rachmani (17), dan Arief Rabbani (14).

”Ia diopname 4 Januari karena kanker hati hepatoma. Ia juga pengidap kanker kelenjar getah bening, tetapi sudah sembuh total,” ujar Dewi Meiyani.

Ratusan keluarga, kerabat, alumni, aktivis, politisi, dan wartawan mengantar kepergian tokoh yg dikenal hangat serta supel tersebut. Menurut rekan sesama mahasiswa tahun 1978, Rizal Ramli (ITB) Bram mendekam di Rutan Salemba selama setahun.

Salah seorang pelatih Persatuan Gerak Badan (PGB) Bangau Putih itu bekerja sebagai pemimpin redaksi The Point, harian berbahasa Inggris yg terbit pada Oktober 2006 dan tutup Maret 2008.

Bram juga salah seorang penggagas ”Bangkit Indonesia” bersama Rizal Ramli dan selama 1,5 tahun aktif memperjuangkan demokratisasi.

”Ia bersahaja, tidak neko-neko, dan dikenal sebagai tokoh pergerakan yg menjalin hubungan luas dengan berbagai kalangan. Kita kehilangan tokoh yg sampai akhir hayatnya bercita-cita menyaksikan Indonesia yg sungguh-sungguh demokratis,” ujar Rizal Ramli.[-O-]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar