Senin, 05 Juli 2010

Sosok Sederhana yg Terus Berusaha Memberikan yg Terbaik.

Profil :

Rusmanto, SE, MM

Manajer Fasilitas & Keamanan PT Indonesia Power



Dalam kehidupan masyarakat Jakarta yg kompleks ini, kesederhanaan bisa jadi merupakan barang yg langka dan sulit ditemui. Tapi tidak dengan Rusmanto, Manajer Fasilitas & Keamanan PT Indonesia Power (IP). Baginya kesederhanaan adalah hal mutlak yg selalu dia jalankan dalam melakoni pekerjaan maupun keluarga. “Ayah dan ibu saya mengajarkan, agar dalam hidup ini kita sederhana saja. Kalau orang sederhana, dia tidak akan terlalu muluk-muluk. Yang ada sudah cukup disyukuri,”katanya.

Boleh jadi Rusmanto masih memegang teguh, bahwa kesederhanaan adalah hal yang paling utama dalam hidupnya. Tapi jika menengok prestasi Rusmanto di PT IP, tahulah kita bahwa pria santun dengan nada bicara pelan ini memiliki prestasi yg tak bisa dikatakan sederhana. Bertepatan dengan hari ulang tahun IP yg ke 13, pada 3 Oktober lalu, Rusmanto mendapat anugrah sebagai Manajer pilihan 2008 tingkat kantor pusat. Ini jelas bukan prestasi yg sederhana. Sebab dengan terpilih menjadi Manajer pilihan, tentu Rusmanto telah menunjukkan prestasi kerja yg tergolong cemerlang alias tidak sederhana.

Tapi Rusmanto sepertinya memang bukan sosok yg gampang keluar dari jalur kesederhanaannya dalam melihat dan menjalani semua hal. Buktinya pria kelahiran 15 Agustus 1958 ini, tetap melihat keberhasilannya meraih anugerah tersebut bukan sebagai satu hal yg lalu membuat dirinya “lupa diri”. Dia melihat anugerah tersebut sebagai hal yg patut disyukuri, namun juga sebagai pesan untuk mengemban beban moril agar tetap dan terus melakukan introspeksi dalam melakukan pekerjaan. “Saya tidak terlena. Tapi saya justru berusaha untuk tetap menjadi lebih baik ke depan nanti,” katanya.

Bapak tiga anak yg pertama kali menjejakkan kakinya di dunia kelistrikan pada tahun 1980 ini, memang selalu berusaha terus memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan karirnya. Selulus dari STM Negri II Solo, awalnya Rusmanto berniat mengikuti jalur sang ayah menjadi anggota militer. Tapi kemudian pria beristrikan Sri Nurhayati (43 tahun) ini, banting stir masuk PT PLN (Persero). “Karena saya melihat peluang karir yg lebih besar,” katanya. Karir pertamanya di PLN adalah sebagai Pengawas Lapangan di PLN Proyek Pembangkit Hidro Jawa Tengah. Lalu tahun 1988, pria penggemar olah raga tenis ini dilimpahkan ke Pembangkitan dan ditempatkan di PLN Mrica sebagai Operator.

Selama 28 tahun menekuni dunia kelistrikan, bisa dikatakan Rusmanto telah menjalani karir lintas bidang. “Saya sempat menjadi asisten Kepala jaga. Kemudian Kepala Perencanaan urusan operasi, lalu asisten Power Trading, Supervisor senior anggaran, Supervisor Senior Pemeliharaan Fasilitas di kantor Pusat. Sampai tiga tahun lalu diangkat menjadi Manajer Fasilitas dan Keamanan,” katanya. Meski begitu Rusmanto tak pernah mengeluh. Baginya justru sebuah tantangan untuk selalu siap dan bisa menjalankan semua tugas yg diberikan kepadanya. “Karena itu saya tetap harus belajar. Saya ingin pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik,” katanya.

Rusmanto serius menjalankan kata-katanya di atas. Seiring dengan perjalanan karirnya di dunia kelistrikan, dia tak pernah berhenti menambah ilmu dengan melanjutkan pendidikannya hingga tingkat S2. Tingkat sarjana berhasil ditempuhnya tahun 1987-1993. Sembilan tahun setelah itu, dia melanjutkan studi S2 di Universitas STIE Trianandra Jakarta. Itu semua dilakukan, tak lain sebagai bagian dari keinginannya untuk terus menjadi lebih baik dalam memberikan kontribusi dalam pekerjaannya. “Saya ingin memberikan kontribusi lebih baik setiap tahun. Saya ingin punya arti dalam lingkungan saya,” katanya.

Semua itu dia jalani dengan kesungguhan dan ketulusan hati tentunya. Karena Rusmanto tergolong orang yg melihat pekerjaan sebagai amanah untuk bisa dikerjakan dengan baik dan maksimal. “Agar hasilnya bermanfaat, disetiap mulai kerja harus diniatkan untuk ibadah,” katanya. Dengan semua filosofi kerja itu, tak heran jika Rusmanto merasa sangatkerasan di IP. Apalagi dia juga merasa selalu mendapat dukungan dari keluarga, teman-teman maupun pimpinan. Selain itu, dia merasa bahwa semua kontribusinya terhadap IP juga berbuah manis : dapat menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang pendidikan tinggi. Karena itu dirinya berharap, ke depan IP bisa makin maju sesuai visi dan misinya. [ZP]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar