Jumat, 19 Maret 2010

WARIH Masih Trauma...

Waktu belum menunjukkan pukul 07.00, Senin (18/3). Samto Warih Waluyo (10) telah rapi mengenakan seragam putih merahnya. Ayahnya, Lanjar Sriyanto (36), dengan potongan rambut lebih pendek, kemeja panjang berwarna krem, dan celana panjang hitam, juga telah siap mengantar buah hati semata wayangnya.

Sepeda yg dahulu biasa digunakan Ibunda Warih, almarhumah Saptaningsih, dipilih untuk mengantarkan Warih ke sekolahnya yg berjarak 300 meter dari rumah mereka, Sekolah Dasar Negri Karangasem III, Solo, Jawa Tengah.

Namun, kerumunan orang dan sorot kamera yg menayangkan secara langsung momen hari pertama Warih pergi ke sekolah membuat Warih menangis dan mengurungkan niat pergi ke sekolah. Lanjar harus menggendong dan membujuk Warih agar mau bersekolah.

Lanjar dan keluarga menjadi sorotan sejak terkuaknya kasus kecelakaan lalu lintas yg menewaskan istrinya dan menjadikan Lanjar yg juga korban kecelakaan sebagai terdakwa. Warih, yg juga korban kecelakaan, mogok sekolah setelah mengetahui Lanjar di tahan. Lanjar pamit pergi bekerja dalam waktu lama untuk merahasiakan kondisinya.

Kepala SD Negri Karangasem III, Sri Purwaningtyas, yg sengaja datang sejak pagi untuk mendampingi keberangkatan Warih ke sekolah, meminta kerumunan warga untuk menepi. Akhirnya, Warih berangkat ke sekolah melalui pintu belakang. Di kelas, ia tidak mau lepas dari Ayahnya. Hanya bertahan 30 menit, Warih meminta pulang.


Warih memang introver. Apalagi ia baru mengalami trauma kehlangan ibu, dan ayahnya sempat ditahan. Kami tidak mau memaksakan ia ke sekolah. Sebagai gantinya, Warih mendapat pendampingan belajar. Teman-temannya juga kerap mengerjakan pekerjaan rumah bersama Warih," kata Sri.

Pukul 10.00 Warih pergi ke Umbul Tlatar di Boyolali bersama empat kawan sekolah dan neneknya, Waginem. Ini bagian dari terapi yg dilakukan psikolog Maya Savitri. Di Umbul Tlatar ia main air, flying fox, makan, dan membawa pulang ikan yg dipancingnya. Menurut Maya, selama di tempat itu, Warih lepas berteriak dan bercanda dengan teman-temannya.

"Saya sempat bertanya, mengapa Warih tak mau ke sekolah dan dijawab ia takut melihat orang banyak. Tetapi, tadi dia berjanji besok akan berangkat sekolah sendiri," kata maya.

Maya menyebutkan, peran Lanjar sangat besar untuk pemulihan trauma Warih. Bocah kelas V SD itu masih menyimpan kekhawatiran ayahnya akan kembali pergi. Waginem pernah bercerita, setelah bertemu Lanjar yg dikeluarkan dari tahanan, Warih langsung tertidur karena kelelahan. Saat terbangun, Warih menanyakan keberadaan bapaknya yg sedang tidur hanya bersebelahan ruang.

"Warih takut ditinggal bapaknya lagi. Kalau kondisi ini bisa cepat selesai, trauma Warih juga bisa cepat disembuhkan. Peran teman, keluarga, dan sekolah sangat dibutuhkan,, taruma untuk tidak dulu mengungkit kenangan akan ibunya," kata Maya.


Peristiwanya

Pertemuan kembali Ayah dan Anak itu berawal dari kecelakaan lalu lintas pada 21 September 2009. Saat itu sepeda motor yg ditumpangi Lanjar, Saptaningsih, dan Warih terjatuh dalam perjalanan pulang dari bayolali, rumah orang tua Saptaningsih.

Di jalan Adisucipto, Colomadu, Kabupaten Karanganyar, sepeda motor mereka menabrak mobil Suzuki Carry di depannya. Saptaningsih dan Warih terpental. Pada waktu bersamaan,, dari arah berlawanan, mobil Isuzu Panther datang dan langsung menghantam Saptaningsih hingga tewas.

Terkait insiden itu, polisi menetapkan Lanjar sebagai tersangka. Ia dinilai lalai yg menyebabkan Saptaningsih tewas. Sementara sopir Isuzu Panther hanya ditetapkan sebagai saksi.. Majelis Hakim Pengadilan Negri Karanganyar, Kamis (14/1), mengumumkan dikabulkannya permohonan penangguhan penahanan Lanjar Sriyanto.[-O-]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar