Minggu, 21 November 2010

Warga Tangkuban Perahu Tidak Sabar

Warga kawasan Gunung Tangkuban Perahu, Jawa barat, tdk sabar dgn berlarut-larutnya kasus perizinan Taman Wisata Alam Tangkuban Perahu yg dinilai tdk prosedural. Selasa (18/5), perwakilan warga mendatangi DPRD Jabar dan mendesak DPRD menggugat izin pengelolaan dari Kementrian Kehutanan kepada PT Graha Rani Putra Persada ke pengadilan tata usaha negara.
Acil Bimbo, budayawan dan tokoh masyarakat Sunda, mengatakan, persoalan Tangkuban Perahu seperti bom waktu jika pemerintah tdk tegas. "Masyarakat sdh lelah menahan sabar karena kasus ini sdh tiga tahun. Pemberian izin kepada PT Graha Rani Putra Persada (GRPP) menunjukkan pemerintah tdk ada tenggang rasa kpd warga," katanya.
Acil mengingatkan, pengembangan Tangkubanperahu oleh swasta tanpa melewati prosedur semestinya akan berdampak buruk secara sosial, ekologis, ekonomis, dan etnisitas. Terlebih, lanjut Acil, Tangkubanperahu adalah lambang kebanggaan Jabar. "Disana tersimpan, cerita, pantun, dan situs budaya serta alam yg tdk ternilai harganya," kata Acil.
Acil menagih janji pemerintah menghijaukan kawasan hutan dgn berbagai program, termasuk penanaman satu miliar pohon yg setahun lalu dicanangkan Presiden SBY. juru bicara masyarakat adat Tangkubanperahu, Dadang Hermawan, menyatakan, warga akan mengepung gedung sate, Bandung, utk menuntut Gubernur dan DPRD Jabar bersikap tegas. "Kami akan turun pd 30 Mei. Harga diri masyarakat Sunda dihinakan dgn berlarut-larutnya masalah ini. Kami menuntut pemerintah segera mencabut izin PTGRPP," katanya.
Ketua Komisi B DPRD Jabar, Hasan Zaenal berjanji akan mempertemukan semua pihak terkait dgn kasus Tangkubanperahu. Ia juga akan bertemu dgn Menhut Zulkifli Hasan."Kami akan mengupayakan mediasi dgn Menhut,"katanya. Secara kelembagaan, abidin sepakat dgn tuntutan warga Tangkubanperahu. DPRD Jabar juga menyayangkan pengelolaan Taman Wisata Alam Tangkubanperahu oleh PT GRPP yg tdk memberikan restribusi 30 persen kpd Kabupaten Bandung Barat dan Subang selaku pemilik wilayah administratif.
Gubernur Jabar Ahmad Hermawan telah berkirim surat kpd Menhut tertanggal 2 Desember 2009. Isinya, meminta Kemhut mencabut dan membatalkan Keputusan Menhut Nomor 306/Kpts-II/2009 yg memberikan izin pengusahaan pariwisata alam kpd PT GRPP. Namun surat itu belum dibalas Menhut.[-O-]

Jumat, 12 November 2010

Demikian Parahkah Negri Ini?

Kesaksian mantan Kepala Biro Gubernur BI Rusli Simanjuntak di Pengadilan Khusus Tipikor membuat kita bengong, tersentak, sekaligus mengurut dada.
Demikian parahkah negri ini?
Ya, pertanyaan itu segera muncul setelah membaca pernyataan Rusli. Rusli mengungkapkan, praktik BI memberikan uang tanpa tanda bukti utk berbagai urusan kepada anggota DPR sdh berlangsung sejak tahun 1970. Dana itu diberikan karena DPR menentukan "hidup" BI.
Kita tdk habis mengerti, mengapa bisa terjadi seperti itu. Belum lama ini mantan Ketua Subkomisi Keuangan di Komisi IX DPR, Hamka Yhandu , mengungkapkan, semua anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004, berjumlah 52 orang, menerima dana dari BI.
Pernyataan itu mengagetkan. Kini Rusli lebih membuat kaget. Mengapa semua itu terjadi? Apakah jawabannya seperti yg dikemukakan Koentjaraningrat lewat bukunya, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, yg menyatakan hal itu terjadi akibat sikap mental masyarakat Indonesia yg suka "menerabas", sikap mental yg terkait orientasi hidup masa kini.
Terlepas dari penjelasan Koentjaraningrat itu, kita berpendapat bahwa pernyataan Rusli itu membenarkan ungkapan yg dikemukakan Hannah Arent, teoretikus politik asal Jerman, tentang korupsi sbg banality of evil (kekebalan kejahatan). Dalam bahasa yg sederhana mungkin disaebut ”kehilangan akal sehat, tdk menghiraukan etika dan pertanggung jawaban politik.”
Mereka hanya memedulikan kesenangan diri tanpa memedulikan norma-norma sosial. Dengan kata lain, mereka mengaburkan batas antara yg legal dan ilegal, yg boleh dan yg dilarang, yg etis dan tdk etis.

Tdk salah karena itu masyarakat berpendapat korupsi di Indonesia sdh menjadi kejahatan struktural, sebagai hasil interaksi sosial yg berulang, sistematis dan terpola. Secara lebih ekstrim bisa dikatakan korupsi sdh seperti mafia..

Kita berasumsi, andaikata tdk ada kesaksian Rusli, barangkali kita, masyarakat, tdk tahu apa yg sesungguhnya terjadi selama ini antara BI dan DPR. Atau mungkin kita mendengar, tetapi lebih sekadar mendengar kabar angin yg tiada bukti.

Dengan kesaksian Rusli itu, kini sulit dipungkiri bahwa praktek mementingkan diri sendiri, menghalalkan segala cara- meminjam istilah Niccolo Machiavelli- demi kepentingan diri atau kelompok lumrah dilakukan di negri ini. Padahal, semua orang tahu korupsi merupakan penghianatan terhadap bangsa dan negara. Korupsi juga menghancurkan sendi-sendi kehidupan sipil dan politik. Korupsi ibarat kanker ganas yg menyerang organ vital kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Karena itu, tdk ada cara lain kecuali diberantas sampai ke akar-akarnya tanpa pandang bulu. Hukum harus ditegakkan setegak-tegaknya termasuk penegak hukumpun harus ditegakkan.[-O-]

Senin, 08 November 2010

Hamparan Mega Mendung di Kampung Trusmi

Mega Mendung adalah nama corak Batik kebanggaan Cirebon. Sangking bangganya masyarakat akan corak batik yg mengadaptasi bentuk awan ini, mega mendung digunakan sbg seragam anak sekolah hingga pegawai negri di berbagai instansi pemerintahan di Cirebon.

Di masa lalu, konon motif yg kaya dgn warna merah, biru, violet, dan keemasan ini dipakai utk mengusir awan mendung agar tak jadi hujan, terutama di saat-saat hajatan. Oleh karena itu, banyak yg berkelakar, sangking populernya motif mega mendung, tak heran Cirebon jarang di guyur hujan. Sekali pun daerah-daerah di Indonesia sedang sibuk mengurusi banjir.

Dalam catatan sejarah, Batik Cirebon tak lepas dari sejarah perpaduan kepercayaan, seni dan budaya yg dibawa oleh beragam etnis dan bangsa yg pernah mampir di kota udang ini. Sebelum abad ke-20, Cirebon yg memiliki pelabuhan membuat kota di pesisir Laut Jawa itu menjadi kota perdagangan yg ramai dikunjungi pedagang dari berbagai etnis.Bentuk binatang rekaan singa baring dan Peksi Naga Liman merupakan wujud perpaduan budaya China, Arab dan Hindu terlukis pla pd Batik Cirebon.

Di Cirebon terdapat dua macam ragam hias batik, yakni batik pesisir dan keraton. Motif batik pesisir, banyak ditandai dgn gambar flora dan fauna, seperti binatang laut dan darat, pepohonan dan daun-daunan. Sedangkan motif batik keraton cenderung berupa ornamen, seperti batu-batuan (wadas), kereta singa barong, naga seba, taman arum dan ayam alas.

Dua corak batik Cirebon yg terkenal adalah motif Singa Wadas dan motif Mega Mendung. Corak Singa Wadas adalah corak resmi Kesultanan Cirebon yg memperlihatkan bentuk Singa Barong dari Keraton Kasepuhan.

Utk mengenal batik Cirebon lebih dekat, berkunjunglah ke pusat pengrajin Batik yg berada di desa Trusmi. Terletak di Plered, yaitu sekitar 6 km dari pusat kota Cirebon, banyak yg akhirnya menyebut Batik Cirebon, sebagai batik Trusmi. Walau belum sepopuler batik Jogja, namun kualitas batik tak kalah dgn batik Jogja, Solo, maupun Pekalongan.

Menuju wilayah Trusmi harus melewati pasar yg kumuh. Namun, jalan sempit di kampung itu yg hanya pas utk dua mobil di kiri-kanannya disesaki rumah-rumah mewah dgn halaman parkir yg cukup luas. Jika di depan rumah-rumah itu tak terpasang papan nama, mungkin tak ada yg menyangka kalau rumah tersebut adalah sebuah toko batik. Sebelum memasuki toko, setiap pengunjung diharapkan utk melepaskan alas kaki, layaknya akan memasuki mesjid demi menjaga kebersihan.

Batik di kampung Trusmi tersedia dalam berbagai pilihan harga, tergantung kualitas bahan dan motif batik. utk motif Mega Mendung, misalnya, semakin banyak gradasi warna pada gambar awan, harganya pun semakin mahal. Walau di setiap helai ditempeli label harga, namun harga tsb masih bisa ditawar.

Sentra Batik Trusmi sebenarnya memiliki potensi sebagai sebuah objek wisata belanja yg menarik. Oleh karena itu, alangkah baiknya bila kampung Trusmi dikemas dalam satu paket tujuan wisata bersama obyek-obyek wisata lain di Cirebon.[-O-]

Hasrat Miring Pangeran Sebrang

Setiap manusia punya hasrat seksual yang berbeda-beda. Perbedaan di ruang privat itu tak masalah. Tapi bila terbawa ke ruang publik, wah, bisa malu karenanya. Itulah yang dialami oleh Pangeran Jefri, adik dari Sultan Hassanal Bolkiah, pemimpin negara Brunei Darussalam. Seperti yang dilansir Shine, Senin (8/11), Pangeran Jefri dilaporkan memiliki kelainan seks yang aneh.
Pria 56 tahun itu dilaporkan memiliki beberapa boneka karet 'berjenis' kelamin pria dan perempuan. Boneka itu dibuat persis seperti manusia asli. Yang pria memiliki tubuh kekar berotot. Sedangkan yang boneka wanita terdapat payudara dengan ukuran 'lumayan' besar.
Foto-foto boneka karet itu muncul sebagai buntut dari persidangan yang sedang dijalani oleh Pangeran Jefri di Pengadilan Tinggi Manhattan. Pangeran Jefri menuntut dua mantan penasihat keuangannya, Thomas Derbyshire dan istrinya, Zaman. Mereka dituduh telah menjual istana mewah dengan 23 kamar milik sang pangeran yang terletak di Long Island, Amerika Serikat. Istana itu dijual seharga USD 11 juta atau hampir Rp 100 miliar. Menurut pangeran Jefri harga tersebut telalu murah.
Membela diri, pengacara Derbyshire pun mengajukan sejumlah bukti. Di antaranya adalah foto-foto boneka karet itu. Pengacara Derbyshire mengatakan kalau boneka karet tersebut digunakan oleh Pangeran Jefri untuk memuaskan syahwatnya di waktu luang.
Namun kuasa hukum sang pangeran menolak kalau gambar-gambar tersebut dijadikan bukti. Menurutnya foto boneka karet tak ada hubungannya dengan kasus penjualan istana milik Pangeran Jefri. Pihak Pangeran Jefri juga memprotes pengadilan yang dinilainya sembrono sehingga foto-foto itu bisa tersebar luas ke media.
Pangeran Jefri yang kaya raya ini dikenal memiliki banyak istri dan selir. Kabarnya ada 40 wanita dijadikan istri dan selir oleh Pangeran Jefri. Entah apa maksudnya, ia juga menamai kapal pesiar miliknya dengan sebutan alat kelamin wanita.
Selain dua boneka tadi, Pangeran Jefri juga memiliki beberapa boneka karet, berwujud pria dan perempuan telanjang. Kabarnya ada pembuat boneka tersebut yang dibayar hingga USD 1 juta atau Rp 9 miliar.
Tidak berhenti di situ, sang pangeran juga kepergok pernah memesan pelacur dalam jumlah banyak. Tujuannya untuk melakukan pesta seks. Wah.

Fajar Anugrah Putra

Kamis, 04 November 2010

Selebriti Jadi Penarik Suara Kaum Muda

Sama seperti kampanye di Indonesia, kehadiran para pesohor seperti bintang film dan penyanyi di panggung kampanye memang mampu menjadi magnet yg sangat kuat utk menarik hati para pemilih. Demikian pula yg terjadi pd rangkaian pemilu di AS.
Bintang muda seperti Beyonce Knowles, Christina Aguilera, dan Sean "P Diddy" Combs juga dimanfaatkan utk membujuk kaum muda agar mau memberikan suara dan berpartisipasi dalam pemilu. survei yg dikeluarkan hari Selasa (21/10) membuktikan, kiat mendatangkan para bintang itu memang berhasil.
"Para selebriti memiliki kekuatan utk memotivasi walaupun mungkin mereka tdk memiliki kemampuan mengolah isu," demikian studi yg yg dilakukan oleh Universitas Washington State yg diumumkan pd jurnal Komunikasi Massa dan Sosial.
Studi yg didasarkan pd survei terhadap 305 mahasiswa universitas tsb dikontraskan dgn sejumlah pemilihan lain yg mengindikasikan bahwa dukungan selebriti terhadap presiden tdk akan menyebabkan para pemilih beralih.
Dukungan selebriti terhadap kampanye sukses meningkatkan kepercayaan diri anak muda yg memiliki dampak terhadap sistem politik. Para pemuda kemudian terlibat dalam sistem politik yg lebih tinggi dan menjadi lebih peka terhadap isu-isu sosial," demikian ditulis dalam jurnal itu.
Penelitian yg dipimpin oleh Erica Austin itu juga meneliti bagaimana dampak kampanye pd pemilu tahun 2004 yg melibatkan para bintang seperti Knowles, Aguilera, Combs, dan selebriti muda lainnya. Penelitian itu mengutip jajak pendapat yg diadakan Universitas Pace tahun 2004. Sekitar 44 juta orang berusia 18-29 tahun memiliki hak pilih dalam pemilu AS pd 4 November.
Jajaran selebriti yg diundang utk memeriahkan kampanye tahun ini antara lain Jesica Alba, Leonardo Di Caprio, Halle Berry, Jenifer Aniston, dan Dustin Hoffman.
Tunggu saja apakah mereka benar-benar akan dapat menarik perhatian para pemuda agar pergi ke bilik suara utk menentukan Presidennya pd 4 November.[-O-]

Rasa Demokrat yg Terjaga

Soal keseragaman, rasanya dibandingkan dgn partai politik lain, Partai Demokrat layak juara. Keseragaman itu terjaga baik sejak awal kampanye hingga akhirnya.. Operator keseragaman itu adalah Fox Indonesia, yg disewa Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Ssilo Bambang Yudhoyono dan partai itu sebagai konsultan utama kampanyenya.
”Seperti Mc Donald yg terjaga rasanya dimanapun, kami ingin Demokrat dirasakan demikian juga di seluruh Indonesia,” ujar Chief Executive Officer (CEO) Fox Indonesia Choel Mallarangeng di Jakarta, pekan lalu.
Oleh karena ketatnya menjaga ”rasa” utk keseragaman itu, nyaris tdk ditemui kerja swadaya. Rasa kampanye di Gelora Bung Karno, Jakarta, sama dgn rasa kampanye di Stadion Matoangin., Makasar, Sulsel. Di Denpasar, Palembang, Medan, Banda Aceh, Padang, g sama dijaga juga.
”Di semua lokasi kami mengirim terlebih dahulu logistik utk kampanye. Semua langsung dari Jakarta. Selain juru kampanye dan massa, logistik berupa alat peraga itu kami pastikan juga kehadirannya di tempat acara,” ujar Choel.
Logistik yg dimaksudkan itu antara lain banner tujuh seri yg jumlahnya ribuan dan bendera tangan Partai Demokrat yg jumlahnya lebih banyak lagi. Semakin strategis suatu tempat, semakin banyak logistik kampanye yg dikirimkan. Utk setiap tempat kampanye, setidaknya dikirim 5.000 banner tujuh seri.
Dengan bendera dan terutama banner yg disebar di arena kampanye, massa dimanja. Panas terik atau hujan buatan dari semprotan petugas pemadam kebakaran tdk terlalu terasa. Ukuran banner yg terbuat dari bahan anti air ideal utk menutup empat atau lima kepala peserta kampanye.
Utk multi-fungsi peraga ini, Fox Indonesia memang memikirkannya. Selain melindungi panas terik dan hujan, ribuan banner juga dapat berfungsi sebagai penutup ruang kosong di lapangan. ”Masa juga bisa membawanya pulang sebagai kenang-kenangan,” ujar Choel.
Utk masa kampanye sampai 5 April 2009, dicetak ratusan ribu banner tujuh seri sesuai dgn tema kampanye dan bendera seragam. Belum dihitung keseragaman lain, berupa kaus utk massa. Tdk heran jika di Makasar, ribuan banner berserakan di mana-mana. Massa memungutinya utk alas dagangan dan pelindung kepala. Anak-anak yg tdk dilarang memasuki lokasi kampanye memanfaatkannya utk bermain.
Utk keseragaman kampanye itu, tdk sedikit biaya yg dibutuhkan. Tentu, tak ada swadaya dari massa utk urusan biaya. Sumbangan berbagai kalangan, termasuk pengusaha, menjadi andalan biaya itu.
”Pengusaha ingin kelanjutan usaha. Oleh karena itu, mereka menaruh dananya dimana-mana. Satu Dollar As di beberapa tempat, 100 Dollar AS di satu tempat yg kemungkinan menangnya besar. Jangan salahkan pengusaha,” ujar Choel. Berapa total biaya kampanye Partai Demokrat? Kita tunggu saja laporan mereka, termasuk biaya kampanye di media massa.[-O-]

Senin, 01 November 2010

Mengusir Sumpek, Takut dan Trauma

Derai tawa Rizki (8) seperti sulit ditahan. Berkali-kali dia memegang dan memukul-mukul tangan relawan bencana Gunung Merapi utk menahan tawa gelinya. Saat itu relawan dari tim kerja MGR memang sdng berusaha menghibur anak-anak korban letusan Gunung Merapi.
Tawa Riski pecah hanya karena hal sepele, seperti tak mampu menjawab nama binatang yg yg diawali dgn huruf L pada permainan "ABC Lima Dasar" bersama kawan-kawan sedusunnya. Kegiatan ringan ringan tapi cukup menghibur itu dilangsungkan di barak pengungsian di SD Kiaran I, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (31/10)
Tawa yg lepas itu ternyata mampu membuat Riski melupakan sejenak jenuh dan sumpeknya selama berada di pengungsian bersama orang tua dan kawan-kawannya. Riski berasal dari dusun Kinahrejo, Cangkringan, yg luluh lantak diterjang awan panas Merapi pd 26 Oktober lalu.
Di balik masalah di atas, Rizki juga menyimpan kenangan buruk. Kenangan saat bersama ayah dan ibu serta adiknya yg harus lari dari kejaran awan panas. ”Saat itu sudah mau maghrib dan terdengar suara serene peringatan erupsi gunung berapi, ”tuturnya.
Saat itu, lanjut Rizki, bibinya meminta agar semuanya tenang dan tdk panik. ”Tapi, karena bunyi sirene diikuti padamnya linstrik, kedua orang tua saya langsung menarik saya berlari keluar dari dusun,” ujar bocah yg sedusun dgn juru kunci Merapi, Mbah Maridjan.

”Ada suara gemuruh juga. Suaranya kencang sekali. Saya takut sekali, tetapi ayah dan ibu menyuruh saya lari sekencang-kencangnya,” cerita Rizki dgn mimik ketakutan.

Teman bermainnya, Puteri Lestari (8) masih beruntung karena dpt melarikan diri dari kejaran awan panas, yg di daerah itu lebih dikenal dgn wedus gembel, bersama kedua orang tuanya dgn sepeda motor. Dia mengaku sat itu tdk terlalu merasa takut karena ibunya memintanya agar tenang. ”Sebenarnya saya takut sekali,” ujarnya.

Sri Rahayu (35), ibu Putri mengatakan, saat itu memang semuanya panik, tetapi dia tetap meminta anaknya tdk ikut panik. ”Kasihan kalau dia ikutan panik, nanti malah ketakutan terus. Padahal, kami kan tinggal digunung,” katanya.


Tidak Betah
Hampir setiap anak dusun Kinahrejo yg mengungsi itu mengaku tidak betah berada di pengungsian. Mereka ingin bersekolah kembali agar dapat bermain bersama teman-temannya. Sidik (7) yg kelihatan ceria karena kerap berlari dan melompat di sekitar teman-temannya pun mengaku ingin segera kembali ke sekolah. "Enggak betah di sini. Enggak enak," katanya.
Keinginan Sidik dan anak pengungsi lainnya itu tentunya tak mungkin diwujudkan segera sebab sekolah mereka, SD Negri Pangukrejo, yg berada tak jauh dari dusun Kinahrejo sdh tak beraktivitas sejak Merapi erupsi. Menurut sejumlah pengungsi, sekolah itu saat ini pun tutup karena rawan luncuran awan panas
Sejak mengungsi, demikian Ketua RT 04 RW 02 Dusun Kinahrejo Budiman, belum ada upaya satu pemerintahpun untuk memulihkan trauma anak-anak akan erupsi Gunung Merapi. Bahkan televisipun tdk disediakan di tempat pengungsian. Para pengungsi harus menghibur diri sendiri, termasuk menghibur anak-anak mereka.
Terlebih,lanjutnya, hampir semua pengungsi dari dusun Kinahrejo, yg bermata pencarian sebagai peternak sapi perah, sdh tak memiliki ternak lg karena mati terkena awan panas. "Nyaris, kami ini sama sekali tak memiliki kegiatan karena ternak kami pun sdh mati semua," kata Budiman.

Pemulihan Trauma
Suluh Pamuji (23), koordinator relawan utk pemulihan trauma anak korban bencana erupsi Gunung Merapi dari Tim Kerja Marto Golek (TKMG), mengatakan, seharusnya pemerintah dapat mengutamakan terapi pemulihan trauma anak-anak korban bencana erupsi Merapi dari Dusun Kinahrejo sebab mereka mengalami langsung luncuran awan panas yg menerjang dusun tempat tinggal mereka.
"Kehadiran kelompok kami di tengah anak-anak pengungsi Dusun Kinahrejo ini sebenarnya utk observasi. Tdk semua anggota tim bisa segera datang karena harus kuliah," kata Pramuji seraya menjelaskan, anggota TKMG terdiri atas mahasiswa filsafat UGM dan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Ia berharap ada tim yg dapat memberikan pelajaran bagi anak-anak pengungsi Merapi. "Biar mereka tak jenuh sehingga merekapun tdk bertindak aneh-aneh akibat kejenuhannya selama di pengungsian," kata Pamuji lagi.[-O-]