Rabu, 27 Oktober 2010

Betawi Dan Sisa Kerbaunya

Sama seperti hari-hari biasanya, Jumat (28/9) lalu pukul 16.00, suasana di sekitar Plaza Cengkareng, Jakarta Barat, hiruk-pikuk. Lalu lintas padat merayap. Matahari terik. Di depan Plaza, dua jalur jalan, masing-masing di sisi kantor Kecamatan dan Kantor Kepolisian sektor Metro Cengkareng, masih terbelah gundukan tanah bakal Jalan Tol Lingkar Luar Jawa.
Beberapa bagian dataran rendah ditumbuhi rumput dan perdu putri malu. Sebagian lagi berupa tanah telanjang berbatuan. Di tempat itu ada delapan kerbau, dua diantaranya kerbau bule. Lilik (47) sang Pengembala, bersama dua rekannya duduk di rerumputan.
Empat puluh tahun lalu, di tempat yg sama, ia setiap hari mengembalakan kerbau-kerbaunya. Namun, sejak tahun 1990, ia mengembalakan kerbau hanya pada pertengahan bulan Ramadhan. Mengapa?
"Dulu, sejauh mata memandang, yg ada cuma sawah. Engkong (kakek) saya, almarhum Rein, punya berhektar-hektar sawah. Setiap hari saya menggembalakan kerbau kemana saya suka dari pukul 07.00 sampai 12.00. Lalu menggembalakan lagi pukul 14.00-17.00. Sekarang saya hanya menggembalakan kerbau di sini dan hanya pada pertengahan bulan Ramadhan. Saya sekarang bukan lagi penggembala, tapi cuma pedagang kerbau," ungkapnya. Ia lalu tertawa terbahak-bahak. Anting di telinga kirinya bergerak-gerak mengikuti tawanya. Di lehernya tersampir sarung.
Lilik lalu menjelaskan, di antara cucu-cucu Rain, ia dinilai paling rajin menggembalakan kerbau sehingga diberi tugas memelihara kerbau kakeknya itu hingga beranak pinak. "Karena kegemaran saya menggembala kerbau, saya putus sekolah kelas V SD. Saya enggak tahu kalau suatu saat sawah dan kandang-kandang kerbau di sini hilang. Akhirnya saya cuma dagang kerbau kecil-kecilan seperti ini," ujar Lilik, seperti menyesali nasibnya.

Semur Betawi
Bersama seorang kakaknya, ia mulai berdagang kerbau sejak tahun 1989. Awalnya ia cuma mampu membeli dua kerbau, sampai akhirnya ia mampu menjual 10-12 ekor kerbau setiap menjelang lebaran.
Lilik mengemukakan, di kalangan orang Betawi, menu semur Betawi menjadi istimewa kalau dagingnya daging kerbau, bukan daging sapi. Semur istimewa ini umumnya disajikan hanya pd acara hajatan, seperti khitanan, pernikahan, lebaran haji, terutama idul fitri.
"Daging kerbau lebih banyak seratnya, sedikit minyaknya, dan tahan lama. Semur dgn daging kerbau bisa tahan sampai dua minggu. Setiap dihangatkan, bumbu semur semakin merasuk ke daging kerbau. Kalau daging sapi dihangatkan bolak-balik, hancur," ucap Lilik. Akan tetapi, lanjutnya, ada jeleknya juga tuh. Orang rumah yg makan semur kerbau jadi bosan karena gak habis-habis, ha-ha-ha..."
Menurut dia, harga seekor kerbau sat ini Rp. 6 juta, sedangkan seekor sapi Rp. 5 juta. Pada hari biasa, daging kerbau eceran tak tersedia di pasar. Masyarakat Betawi yg punya hajat dan menginginkan menu makan daging kerbau umumnya membeli sekurang-kurangnya seekor kerbau.
Dua hari sebelum lebaran, Lilik dibantu sejumlah pejagal biasanya memotong kerbau. "Memotongnya pukul 02.00. Pukul 05.00 pembeli sdh pd dateng meskipun daging belum dirapikan. Mereka saling berebut memilih daging yg dianggap bagus," ucapnya.
Lilik bak kisah klasik warga Betawi yg terlempar dari deru pembangunan Ibukota. Pertumbuhan gedung di sekitar rumahnya, di belakang Plaza Cengkareng, membuat ia dan keluarganya justru semakin miskin, terasing. Bersama kerbau yg dijualnya, Lilik cuma menjadi penonton keriuhan pusat perbelanjaan yg terus menggoda pengunjung utk membeli apa saja.

Selasa, 26 Oktober 2010

April Mop

Anda tahu April Mop yg jatuh setiap tgl 1 April? Pada tanggal ini, orang diperbolehkan mengerjai orang lain atau memberi kejutan. Nah, pd tgl inilah Benjamin Jorgesen (38) dan Donna Hayes merampok Restoran Cuckoo di Melbourne, Australia, tahun lalu. Mereka berhasil menggondol satu karung besar yg mereka kira berisi uang.
Ketika dibuka, karung itu ternyata berisi roti gulung. Mungkin itulah kejutan yg dibuat si pemilik toko utk kedua perampok. Sangking kesalnya dgn kejadian itu, Jorgensen tiba-tiba menembak pantat Hayes.
Singkat cerita keduanya ditangkap polisi dan diadili. Hari Selasa (2/11), Pengadilan kabupaten Viktorian menyatakan, kedua perampok sial itu bersalah telah merampok Restoran Cuckoo. Hakim menghukum Jorgensen tujuh tahun penjara dan Hayes delapan tahun penjara. Hakim Roland Williams mengatakan, Jorgensen dan Hayes adalah sepasang perampok bodoh dan sial. Awal pekan lalu, pembela Jorgensen, Greg Thomas, menagatakan, kliennya berada di bawah pengaruh obat-obatan ketika merampok dan menembak pantat temannya sendiri.
Jorgensen telah mengakui perbuatannya kpd polisi. Dia juga menyatakan amat menyesali perbuatannya. Demikian diberitakan News Ltd. Satu nasihat tambahan yg perlu diberikan kpd Jorgensen dan Hayes; jangan pernah merampok pada saat April Mop! Bisa-bisa anda dikerjai habis-habisan.[-O-]

Senin, 25 Oktober 2010

DPR Kunjungi Kalbar

Konjen RI (KJRI) yg mandiri di Kuching, ibukota Serawak, perlu diisi diplomat ulung dan dalam formasi stafnya ada orang dari Kalimantan Barat, provinsi terdepan di perbatasan darat dgn salah satu negara bagian Malaysia itu.
"Ide itu saya kira sangat bagus. Nanti akan saya kemukakan dalam pertemuan di Jakarta," kata Ketua Tim Komisi I, Sidharto Danusubroto, di Pontianak, Kamis, mengenai kemungkinan pemerintah merekrut staf dari Kalbar utk KJRI Kuching, karena boleh jadi mumpuni dalam pengetahuan maupun penguasaan permasalahan spesifik khususnya mengenai perbatasan.
Sebanyak 16 anggota Tim Komisi I DPR hari itu singgah di Bandara Supadio, Pontianak, setelah semalaman mengunjungi Kuching dalam serial kunjungan ke Kalbar sejak Minggu (10/7) di Pontianak (ibukota Kalbar) dan Entikong (Sanggau) dan bertatap muka dgn Gubernur Usman Ja'far, Kapolda Brigjen Nanan Soekarna, Pangdam VI/Tanjungpura Mayjen TNI Erwin Sudjono, dan beberapa unsur masyarakat pers.
Pemerinta Indonesia sejak September 2004, menyiapkan peningkatan status kantor diplomat RI di Serawak yg selama ini berstatus sbg kantor penghubung di kota Kuching yg berinduk kpd KJRI di Kinibalu, Sabah.
Di Serawak sekitar setengah juta warga negara Indonesia bekerja resmi maupun ilegal, tapi hubungan baik kedua negara bertetangga sering kali terganggu persoalan wilayah, patok batas, keimigrasian, perlakuan buruk terhadap pekerja lintas negara, pembalakan dan penyeludupan kayu.[-O-]

Menuju Pesisir Jakarta

SEBAGAI negara kepulauan, Indonesia punya banyak pilihan utk berlibur dan menikmati kehidupan khas pantai. Bagi warga Jakarta, tak perlu jauh-jauh jika waktu berlibur sangat pendek. Pulau-pulau yg ada di kepulauan seribu bisa menjadi pilihan.
Ke pulau Untung Jawa, misalnya, yg banyak dicari oleh para pecinta fotografi karena sudut-sudutnya yg unik terutama dgn hutan bakaunya yg khas. Jika senang memancing pun tak perlu jauh-jauh melempar kail. Cukup dgn duduk di dermaga, ikan-ikan akan menghampiri.
Ada pula pulau Pramuka yg banyak dikunjungi. Pulau yg sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan ini sudah tergolong modern, dgn adanya sekolah, tempat ibadah, dan tak ketinggalan pusat informasi taman lautnya. Di sini kita bisa mendapatkan informasi seputar foto-foto hewan. Yg tak boleh dilewatkan jika ke sini, adalah snorkeling. Tenang jika tak punya perlengkapannya bisa menyewa di pulau dgn harga terjangkau.
Tak ada salahnya pula lanjut ke Nusa Keramba yg memiliki restoran di atas air dan bisa membeli ikan-ikan segar yg baru saj dipancing. Jika tak mau repot mengurus perjalanan sendiri, sebaiknya gunakan biro perjalanan yg menyediakan fasilitas dan rute tsb. Saat ini pilihannya pun makin banyak, salah satunya adalah Ramantha Tour lewat rute Pulau Untung Jawa, Nusa keramba, Pulau Rambut, dan pulau Pramuka. masing-masing pulau punya ciri khasnya tersendiri dan menarik utk dijambangi. Perjalanan ini pun bisa menjadi Oase di tengah kepenatan menjalani rutinitas sehari-hari.[-O-]

Indonesia Power Mrica Terima Sertifikat ISO SMT

Anak perusahaan PLN, PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UPB) Mrica, Banjarnegara, belum lama ini menerima sertifikat ISO Sistem Manajemen Terintegrasi (SMT). Sertifikat diserahkan oleh Sucofindo selaku pihak yg merekomendasikan UPB Mrica kpd Dirut PT Indonesia Power Abimanyu Suyoso, selanjutnya diserahkan kpd GM UPB Mrica, Teguh Adi Nuryanto.
Pd saat yg sama, diresmikan gedung Pusat Pengendalian Operasi PLTA UPB Mrica, yg berfungsi utk mengendalikan sekaligus mengelola seluruh PLTA dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) yg ada di wilayah kerja Mrica.
Dirut PT Indonesia Power Abimanyu Suyoso menyatakan, dgn diterimanya sertifikat ISO SMT, berarti UPB Mrica telah dapat mengimplementasikan sekaligus memadukan tiga sistem yaitu Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, ISO 2000, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001: 2004 dan Sistem Manajemen K3, OHSAS 18001 dan SMK3 secara terintegrasi dari seluruh kegiatan tersebut.
Namun, menurut Abimanyu, yg terpenting adalah hasil akhir dari penerapan berbagai sistem tsb, yakni bagaimana membuat perusahaan menjadi lebih efisien, mampu berkembang dan bersaing dgn perusahaan lain. Tentang Pusat Pengendali Operasi PLTA UPB Mrica, Abimanyu mengatakan, sarana tsb merupaka pengendali terpadu yg yg pertama dijajaran PT Indonesia Power (IP) sekaligus pertama di Indonesia sbg hasil rekayasa para ahli pengendali sistem di PT IP.
"Kami sbg direksi, sangat bangga dan berterima kasih kpd para ahli instrumentasi dan teknologi informasi serta komputer yg telah menciptakan sistem ini," kata Abimanyu.[-O-]

Minggu, 24 Oktober 2010

Pesantren Harus Jaga Toleransi

Pesantren harusnya bisa menjaga keseimbangan antar dimensi ekstremitas sikap keislaman dgn mayoritas umat Islam di Asia Tenggara yg toleran.
Sikap watak Melayu yg memilih jalan tengah, toleran dan menjaga keseimbangan harus menjadi modal penting. Apalagi pesantren sbg lembaga pendidikan Islam tradisional sdh diterima sbg bagian dari kehidupan masyarakat.
Hal ini disampaikan cendikiawan muslim Indonesia, Prof Zamakhsyari Dhofier, dalam seminar "Tajdid Pemikiran Islam Kedua" di Sepang, Malaysia, Kamis (13/4). Seminar yg dilaksanakan Yayasan DI Malaysia dan Center for MM Indonesia ini dihadiri 150 intelektual Malaysia dan Indonesia. "Pesantren harus peduli pengetahuan sains dan teknologi, tak lagi cuma pengetahuan keagamaan," ujarnya.
Meski demikian, menurut Dhofier, ada kenyataan menyedihkan di pesantren. Meski jumlah pesantren di Indonesia saat ini lebih dari 16.000 dan madrasah lebih dari 40.000, jumlah itu tak memberi gambaran pasti tentang kualitasnya. Lemahnya akar penunjang pesantren justru karena adanya tuntutan agar pesantren ikut berperan dalam percaturan peradaban dunia. Tuntutan ini terkadang membebani pesantren dan dalam situasi tertentu bahkan di luar batas kemampuan pesantren. Apalagi hampir 80 persen dari 8 juta peserta didik di pesantren berasal dari keluarga miskin di pedesaan sehingga dukungan dana bagi pesantren minim," ujarnya.
Lebih menyedihkan lagi, menurut Dhofier, dukungan dana penyelenggaraan pendidikan dari pemerintah dan masyarakat Muslim yg tergolong kaya juga belum memadai. Padahal, kalau potensi keuangan yg dimiliki masyarakat ini dpt dikelola baik, pesantren akan memberi andil besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Mantan Menag Tarmizi Taher mengatakan, bangsa Melayu dgn kekayaan budaya berpeluang memparaktikkan wajah Islam yg moderat dan toleran. Apalagi, budaya Arab yg maskulin sering tidak kompatibel dgn wajah Islam yg toleran. "Islam memang lahir di Arab, dan ilmunya dikembangkan di Al-Azhar Mesir, tapi Islam yg damai itu dipraktikkan di Asia Tenggara," ujarnya.
Dari segi jumlah saja, menurut Tarmizi, penduduk beragama Islam di Asia Tenggara lebih besar dibandingkan dgn Timur Tengah. "Itu sebabnya, pakar-pakar agama Islam dari Melayu dapat mengajarkan pemahaman keislaman yg moderat dan hidup di Asia Tenggara," ujarnya.
Amini Amir bin Abdullah dari Malaysia mempertanyakan apakah penyelesaian masalah pesantren harus dilakukan parsial atau dikaitkan dgn dunia global. Pilihan ini akan menentukan masa depan Islam di Asia Tenggara. "Kita harus menentukan pilihan terbaik. Bagi saya, pilihan itu bisa dilakukan bersamaan. Artinya, penyelesaian di tingkat lokal, juga harus memerhatikan perkembangan global," ujarnya.[-O-]

Derita Berlapis Penjual Kue

Kasminah, 47 tahun, berdiri terpaku menyaksikan para petugas Ketentraman dan Ketertiban membongkar kios-kiosnya di pasar Kosambi, Jakarta Barat. Di kios itulah ia sehari-hari berjualan kue lapis.
Dari hasil berjualan yg sdh dilakoninya selama bertahun-tahun itu ia bisa mengasapi dapur dan menghidupi tujuh orang anaknya. "Saya nggak tahu apakah anak saya bisa makan apa nggak," katanya penuh haru, Rabu lalu.
Kepada ZP yg mengunjungi gubuk kecilnya yg terletak tak jauh dari pasar itu, Kasminah dan suaminya, Suyono, 62 tahun menuturkan kisahnya. Setiap hari, kata Suyono, keduanya harus berjuang keras di pasar Kosambi itu. Selain membantu istrinya berjualan, kadang ia harus nyambi sebagai kuli bangunan.
Beban hidupnya kian terasa berat ketika ia harus menerima kenyataan, empat dari tujuh anaknya menderita sakit parah. Penghasilan istrinya dari berjualan keu lapis rata-rata hanya Rp.20 ribu. Uang itu harus ia gunakan utk menghidupi keluarganya dan menyembuhkan sakit anaknya. Meski upayanya belum juga berhasil, tekad utk menyembuhkan buah hatinya tetap saja membara.
Wiwin Priono, 15 tahun, anak kelimanya, telah kembali ke pangkuan-Nya pd 12 Februari lalu karena penyakit leukemia yg dideritanya selama lima tahun. Di sudut kamar berukuran 3x3 meter yg disewanya Rp. 150 ribu per bulan itu tergeletak anaknya, Siswardoyo, 24 tahun, yg mengalami kelumpuhan sejak setahun lalu. "Kata dokter, Sis bisa sembuh jika dioperasi. Tapi biayanya Rp. 18 juta," ujar Suyono.
Derita yg dialami keluarga ini memang datang bertubi-tubi. Awal penderitaan mulai dirasakan sejak tahun 2000. Ketika masih di Cilegon, putri keempatnya, Kusmiatun, 19 tahun, tertabrak kontainer. Akibatnya, putrinya ini terancam buta karena geger otak yg dideritanya tak tertangani secara baik.
Kini keluarga ini hanya bisa berharap budi baik dari siapa pun agar ia bisa mendapat peluang berjualan kue lapis kembali. Entah di mana, mungkin di pasar Kosambi baru.[-O-]

Kamis, 21 Oktober 2010

Melongok Dari Kios Bu Wati

Wati melongok dari jendela kiosnya. Sekitar 25 meter di depannya, puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi berunjuk rasa di tengah Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (20/10).
Sambil sesekali meladeni pembeli yg datang ke kios makanan-minumannya, perempuan yg sejak tahun 1965 berdagang di Jalan Mendut, Menteng, itu melemparkan pandangannya ke arah demonstran. Ia terperanjat ketika dorong-mendorong terjadi antara petugas dan mahasiswa, disusul dgn tembakan polisi dan hujan batu dari arah mahasiswa.
"Aduh, kenapa itu? Kenapa harus pakai berantem?" seru Wati panik.
Walau di kawasan itu sering terjadi demonstrasi, Wati sama sekali tak pernah mengerti apa isi tuntutan yg disampaikan anak-anak muda berjas almamater itu. Boro-boro paham urusan demo begitu, Wati bahkan tidak ambil pusing mengenai berapa usianya kini. "Kira-kira zaman Jepang masuk Indonesia, saya sdh ada," ucapnya singkat.
Perempuan yg tdk bisa baca tulis itu tdk bisa membaca spanduk-spanduk bawaan demonstran. Ia juga tdk begitu mengenal urusan politik. Satu-satunya pengetahuan politik diperoleh Wati dari mendengarkan obrolan wartawan, polisi, atau warga yg mampir dan duduk-duduk di muka kiosnya.
Di luar itu, ibu satu anak ini lebih akrab dgn harga-harga barang yg terus naik dan cara berdagang kecil-kecilan utk menyambung hidup dari waktu ke waktu. "Sekarang, paling-paling saya bisa dapat uang Rp.200.000 sehari. Itu kotor lho. Uang itu saya pakai utk belanja barang-barang yg bisa saya jual lagi. Sisa uang dipakai utk makan saya, suami, dan anak,"tutur perempuan asal Cirebon itu.
Kehidupannya kini kian minim. Jika gaji pegawai bisa naik atau anggaran kunjungan kerja anggota legislatif selalu naik dari tahun ke tahun, nilai uang perolehan Wati kini kian susut tergerus inflasi. Barang dagangannya, seperti kopi-teh, mi-instan, dan rokok, juga menjadi barang dagangan yg jamak dijual para pedagang keliling naik sepeda. Belum lagi kios dan warung yg kian menjamur, lengkaplah persaingan ketat yg dihadapi Wati dalam merebut pasar.
Pemimpin negara yg berganti kiranya tdk membawa perubahan signifikan bagi Wati. Satu-satnya perubahan yg dirasakannya adalah Jalan Diponegoro yg dulu banjir sekarang tidak lagi. Selebihnya, kondisi tetap begini-begini saja.
Hal serupa dirasakan Pon (38). Pedagang rujak keliling itu memilih hijrah ke Jakarta utk mengadu nasib ketimbang tetap tinggal di kampungnya, Piyungan, Jogjakarta."Di sana susah cari kerja. Mau bertani tdk punya sawah. Jadi, tiga tahun lalu saya mengadu nasib ke Jakarta saja," ujar pria lajang itu.
Di Jakarta, Pon mula-mula membantu kakaknya berdagang rujak. Usaha itu semakin surut lantaran perdagangan di suatu pertokoan di Manggarai juga sepi. Sejak itulah Pon mulai mendorong gerobak rujak.
Unjuk rasa seperti yg terjadi di Jakarta kemarin memberikan keuntungan bagi Pon kendati hanya sedikit. Beberap polisi, pengunjuk rasa, dan wartawan mampir ke gerobaknya. Umumnya mereka membeli potongan buah segar seharga Rp. 2.000 per potong. Rezeki itu memberi peruntungan bagi Pon. Apalagi hujan yg turun menyebabkan dagangan buah sering tidak laku. Padahal, dia dan kakaknya harus patungan membayar sewa kamar seluas 3 meter x 2,5 meter seharga 6 juta per tahun. Belum lagi biaya listrik, air dan makan sehari-hari.
Kendati membawa rezeki, Pon mengaku belum merasakan berubahan berarti selama tiga tahun berdagang. "Sebenarnya, ingin juga sih mencari pekerjaan lain. Namun, apa yg bisa saya kerjakan? Mencari pekerjaan sangat sulit, apalg saya hanya lulus SMP," ucapnya. Namun, tdk semua orang mendapat tetesan rezeki kala unjuk rasa seperti Pon.
M Jali (30), pedagang pakaian di Blok M, mengaku kerap repot jika terjadi kerusuhan saat unjuk rasa. "Toko harus tutuplah, mengamankan barang daganganlah, terus pasti orang di rumah khawatir. Sudahlah, kalau perlu, jangan terlalu sering ada demonlah," kata Jali.
Unjuk rasa dan banyaknya jalan ditutup menyebabkan para pengguna jalan geleng-geleng kepala. "Macet lama di dekat Bank Indonesia. Banyak orang demo, "kata Libra (28) yg baru saja turun dari bus Transjakarta di Halte Blok M. Libra meminta para pengunjuk rasa lebih baik menyalurkan aspirasinya terarah di lokasi tertentu saja tanpa perlu menghalangi orang lain yg harus tetap bekerja.
Kebingungan akan lalu lintas yg ditutup saat unjuk rasa juga menimpa Cathrina (46). Semula ia tdk menyangka perjalanan dari Blok M ke Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata di Jalan Medan Merdeka Barat bakal ribet. Baru di Halte Transjakarta Blok M ia dikabari bahwa sejumlah ruas jalan ditutup shg perjalanan bus transjakarta juga berubah jalur.
Terbayanglah ia harus berjalan kaki cukup panjang setelah halte terakhir sebelum bus berputar arah Ditambah melewati kerumunan pengunjuk rasa. Bagi karyawan-karyawan yg ter biasa hidup dgn rutinitas tanpa gejolak ini, hambatan pada Rabu itu sangat mengganggunya.
Unjuk rasa bukan sesuatu yg terlarang karena disitulah salah satu wujud penyampaian aspirasi masyarakat. Namun, barangkali perlu juga dipikirkan alternatif lain untuk berpendapat sekaligus membawa perubahan signifikan bagi banyak orang.[-O-]

Ketika Harga Komoditas Membumbung

Ada rasa masygul ketika membaca berita tentang membumbungnya harga berbagai komoditas. Harga tembaga naik tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir. Seng lipat dua, dan terigu serta kedelai meningkat 70 persen di tahun 2007. Sementara harga-harga mendatang utk minyak mentah, emas, perak, timah, uranium, kokoa,dan jagung sdh mencapai-atau hampir mencapai- rekor (tertinggi).
Sebelum ini, komoditas selalu mengikuti siklus menggelembung (boom) dan kempis (bust), tetapi banyak ekonom kini melihat adanya pergeseran fundamental di pasar.
Seperti diulas Clifford Krauss yg dikutip di atas, perubahan muncul dari dinamika di negara-negara yg pd masa lalu terbelakang. Di negara-negara tsb, salah satunya Cina, berlangsung pembangunan yg memperbaiki taraf hidup miliaran orang. Kebutuhan akan makanan, logam, dan bahan bakar melonjak hebat. Pemasokpun harus berjuang keras utk memenuhinya. Tak terelakkan, harga-hargapun membumbung. Strategi komoditas di BMO Capital Markets Bart Melek menegaskan telah terjadi perubahan fundamental dalam struktru ekonomi global.

Kalau AS resesi
Masih akan dilihat, apakah tren di atas masih akan berkelanjutan manakala AS dilanda resesi. Namun, sejumlah pengamat ekonomi berpendapat bahwa permintaan luar negri akan bisa mempertahankan harga-harga komoditas sekalipun AS dilanda resesi.
Alasan bagi pandangan ekonom di atas adalah berbeda dgn waktu-waktu lalu, harga komoditas sekarang ini lebih terkait dgn faktor di luar AS, seperti industrialisasi di China, juga di India, lalu juga negara-negara minyak yg tambah makmur, seperti Arab Saudi dan Rusia.
Bisa dikatakan, dewasa ini dunia semakin sulit memenuhi permintaan yg terus meningkat. Minyak bisa dikatakan makin sulit diperoleh, sementara biaya utk memproduksinya terus meningkat. Sementara utk biji-bijian, kekeringan dan hujan berlebihan akibat cuaca ekstrin-yg boleh jadi terkait dgn pemanasan global dan penggunaan bahan bakar fosil secara eksesif- membuat produksi biji-bijian berkurang.
Satu faktor tunggal yg disebut Krauss sbg pengerek harga komoditas adalah gegap gempitanya pembangunan di China. Raksasa Asia itu kini punya 7.000 pabrik baja, dua kali dari jumlah tahun 2002. Setiap pabrik baru perlu listrik, yg harus disediakan oleh pembangkit listrik, yg harus didukung oleh kereta api diesel yg mengangkut batu-bara. Lalu utk mengangkut baja yg diproduksi dibutuhkan tambahan truk dan perluasan pelabuhan.
Tampak memang bahwa revolusi industri di China- dgn hasil berupa pertumbuhan ekonomi sebesar 10 persen tahun lalu-telah tampil sebagai faktor tunggal yg meningkatkan kebutuhan global akan minyak dan komoditas lain.

Merespons Perubahan
Dengan proyeksi kebutuhan komoditas yg terus meningkat, yg lalu membuat harga-harganya semakin tinggi, negar-negara jelas harus mengambil langkah utk merespons segera perubahan yg terjadi.
Misalnya saja, meningkatnya harga minyak telah membuat upaya menemukan energi alternatif- seperti biofuel- ditingkatkan. Boom etanol di kawasan Midwest di AS telah membuat harga jagung melonjak. Sayangnya, karena jagung merupakan bahan makanan vital bagi hewan ternak, kenaikannya segera diikuti kenaikan harga susu dan daging. Harga biji-bijian pun ikut naik karena lahan yg semula utk menanam berbagai bijian tadi digunakan utk menanam jagung.
Dari satu sisi, alternatif energi bisa saja mudah ditemukan. Namun, kuatnya tali-temali urusan membuat solusi tidak serta merta mudah ditemukan.
Selain kendala modal, SDM, dan teknologi, pengembangan sektor pertambangan di era pelestarian lingkungan hidup juga sering terkendala karena sumber pertambangan tdk jarang berada di kawasan hutan lindung (Situs Bappenas 2003).

Dari Hulunya.
Merespons naiknya harga komoditas bisa dilakukan dgn langkah tanggap darurat, seperti halnya utk mengatasi melambungnya harga kedelai, juga minyak goreng dan terigu.
Akan tetapi, berikutnya, respons juga harus ditarik ke arah konsep, karena catatan yg yg sejauh ini dipahami seperti halnya dalam soal kedelai adalah bahwa selain adanya faktor eksternal, krisis juga buah dari akumulasi tiadanya keseriusan pemerintah dalam membangun ketahanan pangan.
Riset diberbagai lembaga penelitian dan pendidikan seperti LIPI dan IPB disebut telah menengarai potensi kelangkaan, tetapi memang jelas lembaga ini tak bisa sendirian dalam implementasi suatu kebijakan atau inisiatif. Padahal, salah satu elemen solusi sudah sdh ada di tangan, seperti tersedianya bibit unggul kedelai plus yg ditemukan peneliti LIPI (Warta Kota, 19/11).
Hal yg sama kiranya juga bisa dikatakan utk sektor pertambangan. Giat mencetak SDM, ahli pertambangan, giat melakukan survei dan eksplorasi, dan menguasai dinamika pasar, menjadi kunci membangun ketahanan dan keunggulan.
Tanpa itu, yg akan selalu muncul- lebih-lebih ketika dunia seperti berebut komoditas- adalah ironi, bagaimana sebuah negara yg dilimpahi sumber daya alam aneka ragam setiap kali terpojok dalam posisi sulit utk memenuhi kebutuhannya sendiri.[-O-]
Rata Penuh

Selasa, 19 Oktober 2010

Menghibur Pejabat Dengan Berpeluh

Di teras bangunan simbol kolonialisme klasik yg terawat baik hingga kini, Presiden didampingi Ny Ani Yudhoyono, Wapres didampingi Ny Ida Kalla, para mentri dan pejabat negara duduk di podium beranak tangga setinggi sekitar 2 meter. Dari ketinggian itu, mereka menikmati tarian, nyanyian, dan tabuhan alat musik yg dipersembahkan kelompok-kelompok masyarakat dari seluruh Nusantara.
Sebanyak 3.575 orang terlibat dalam persembahan berjudul Gelar Budaya Nusantara. Gelar budaya ini merupakan rangkaian peringatan hari ulang tahun ke-63 kemerdekaan RI. Istana meredeka yg dibangun pada masa Gubernur Jendral JW Van Lansberge tahun 1873 menjadi panggung pertunjukkan, selasa (19/8).
Peserta gelar budaya adalah wakil dari 33 provinsi. Mereka menampilkan keunikan masing-masing dgn kostumnya. Anak-anak dan orang tua berbaur menjadi satu. Panas matahari dan panas aspal yg membakar telapak kaki tak dihiraukan. Para pejabat terhibur. tepuk tangan menyambut setiap atraksi menarik. Mereka semua tertawa ketika 90 kethek ogleng (kera putih) dari Jawa Tengah berlari berhamburan di hadapan mereka.
Pawai budaya ini adalah acara rutin yg diselenggarakan sejak pemerintahan Presiden Yudhoyono. Ribuan orang hadir menyaksikan atraksi dan para pejabat yg duduk di depan mereka. Karena posisi duduk sejajar, orang yg duduk di belakang hanya melihat punggung orang lain di depannya. Separuh dari mereka meninggalkan Istana Merdeka tidak lama setelah pawai dimulai.
Peserta pawai mulai bergerak dari Jalan Medan Merdeka Utara, masuk halaman Istanan Merdeka, dan berjalan menyusuri Jalan Medan Merdeka Barat menuju Monumen Nasional yg dibangun atas prakarsa Presiden Soekarno. Karena pawai tahunan ini, sejumlah ruas jalan di sekitar pawai ditutup sejak pukul 13.00.
Terbayang bagaimana kemacetan jalan-jalan yg menjadi limpahan jalan-jalan yg ditutup. Tanpa penutupan jalan saja kemacetan sudah seperti merayap seperti ular. Pengendara di Jalan Juanda, Jalan Veteran, dan Jalan Medan Merdeka Timur mengumpat karena minimnya informasi penutupan jalan.

Ketidakdisiplinan pengendara seperti mendapat tempat pelampiasannya di kekacauan jalan ini. Trotoar tempat pejalan kaki di terabas. Tempat teduh di bawah pohon dijadikan tempat istirahat sejenak karena kelelahan dan kepanasan.[-O-]

Kamis, 14 Oktober 2010

Alkitab Menuliskan Kepada Kita...

Alkitab menuliskan kepada kita bahwa Tuhan harus dihormati, dan diutamakan. Kenapa? Karena Tuhan harus dihormati dan diutamakan. Tidak ada penjelasannya.
Atau barangkali, bisa dijelaskan bagaimana saja. Pokoknya, kalauu kita beragama (ber Tuhan), maka Tuhan itu harus dihormati, diutamakan. Alkitab mendidik kita untuk tidak mampu bersikap lain.

Umat Hindu Turut Andil Cegah Pemanasan Global

Sebagai rangkaian peringatan Nyepi Tahun Baru Saka 1932, Parisada hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Jawa barat, Minggu (28/3) di GOR kota Bekasi, Bekasi. Dalam sambutannya di acara Dharma Santi Nyepi Tingkat Provinsi Jawa barat Kemarin; Walikota Bekasi Mochtar Muhammad mengatakan, dgn menjalankan penyepian, Umat Hindu di Indonesia memberi andil dan kontribusi nyata terhadap upaya pencegahan pemanasan global dan pengurangan polusi. Selama Nyepi, Umat Hindu menjalankan Catur Brata Penyepian atau empat bentuk pengendalian diri, berpuasa, serta melakukan tanpa semadi. Adapun Nyepi Tahun baru Saka 1932 jatuh pada selasa lalu. Dharma Santi nyepi Provinsi Jawa barat kemarin diisi dgn Dharma Wacana atau paparan tentang ajaran agama oleh Direktur Jendral bimbingan Masyarakat Hindu Departemen Agama Ida Bagus Gede Yudha Triguna.[-O-]

Daftar Pejabat Perusahaan

A. PT PLN Sektor Belawan
JL. Pulo Sicanang No.1, Belawan, Sumatera Utara. (20416)
Telp. (061)6941142, 6940559, 6942278/0847

-Manager Sektor : Ir. Arjuna Affandi
-Manager Perbekalan : Ir.Bachtear

B. PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP)
Jakarta off (Adm. off) , telp.(021)3929001
Perawang (factory), telp.(0761)91088, 91030

Head Office (Serpong), telp.(021)53120001
Factory di Serpong : Telp.(021)53120222 dan fax : (021) 53120313
Attn : Ronald Hartadi (Kepala Purchasing)
Panji Sucahyo (Senior Staf Purch.)
M.Ikhlas Mappatunwu (Plant Manager)
J.J Huang (Manager Purchasing)
Robert Tanaka (Wakil Manager Purchasing)

(data : Selasa, 13 Januari 2004)



C. PT Pupuk Kalimantan Timur
-Procurement Manager : Ir.Alfian Aman
-Kasie Pengadaan Jakarta : Sumardjoko.
Telp.(021)5255595, 5210244

(data : Selasa, 13 Januari 2004)

Selasa, 12 Oktober 2010

Gerak Cepat Atasi Gelombang PHK

Pemerintah akan mengatasi gelombang pemutusan hubungan kerja dgn segera menjalankan proyek-proyek infrastruktur. Pemerintah berharap, dgn angka stimulus fiskal yg signifikan dan dipercepat pelaksanaannya, gelombang PHK bisa diredam.
Demikian disampaikan Wapres Jusuf Kalla, Jumat (6/3) di Istana Wapres, Jakarta. "Memang ada PHK. Akan tetapi, dgn proyek baru dari stimulus fiskal dgn angka yg signifikan, seperti utk proyek infrastruktur yg akan dipercepat pelaksanaannya serta pemberian fasilitas pajak, mudah-mudahan itu dpt menyerap banyak tenaga kerja yg di PHK," ujar Wapres Kalla.
Wapres menanggapi dampak krisis ekonomi global yg sdh sampai ke Indonesia. Data dari Depnakertrans menunjukan, sampai tanggal 27 Februari, sebanyak 37.095 buruh terkena PHK akibat kolapsnya sejumlah industri. Ini belum termasuk 16.000 buruh yg dirumahkan karena pabrik tdk lagi optimal dalam produksi (kompas, 6/3).
Menurut Wapres, melalui stimulus fiskal di berbagai proyek pembangunan, seperti infrastruktur jalan tol, bandar udara, pelabuhan, proyek listrik 10.000 MW tahap I dan II, 10 juta sambungan air bersih, dan penngkatan ekspor, hal itu dpt menyerap kembali sekitar 38.000 tenaga kerja yg sebelumnya terkena PHK.

Saat ditanya sampai berapa perkiraan tenaga kerja yg bisa diserap, Wapres Kalla menjawab, hal tsb hanya soal waktu. Kalau dihitung dgn stimulus fiskal secara keseluruhan, saya kira bisa mengimbangi gelombang PHK yg terjadi sampai 38.000 orang,“ ujarnya.



Di Tampung di BLK
Di tempat terpisah, Menakertrans Erman Suparno menjelaskan, sebanyak 600 ribu TKI yg terkena PHK di luar negri akan ditampung pada program pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) di 200 kabupaten. Mereka diharapkan mendapatkan ketrampilan baru yg akan menjadi bahan utk mencari pekerjaan pengganti di dalam negri.

Menurut Herman, total lapangan kerja yg akan tercipta akibat pencairan stimulus fiscal masih diperhitungkan oleh departemen masing-masing karena terjadi berkali-kali perubahan data. Namun, khusus utk Depnakertrans jumlah penyerapannya sebanyak 600 ribu orang, yg semuanya adalah TKI yg dididik di BLK yg ada di 33 provinsi.
Menteri PU Djoko Kirmanto mengatakan anggaran stimulus sebesar Rp.6,6 Triliun itu diharapkan menciptakan lapangan kerja baru utk 500 ribu orang.
Proyek yg kami prioritaskan adalah rehabilitasi kerusakan-kerusakan akibat banjir pada banjir yg lalu, seperti di sekitar Bengawan Solo (Rp.300 miliar) dan provinsi lain. Kebanyakan akan digunakan utk membangun tanggul yg rusak karena banjir. Itu kontraknya sdh ada, jadi kami tinggal membayarnya saja," kata Djoko.
Anggaran stimulus fiskal utk infrastruktur mulai disalurkan setelah 18 Maret 2009. Oleh karena itu, 11 departemen dan kementrian non departemen penerima stimulus fiskal infrastruktur harus menetapkan detail proyek-proyeknya maksimal pd 11 Maret 2009. "Kementrian dan lembaga harus menyelesaikan RKA (rencana kerja anggaran) maksimal 11 Maret. Setelah itu, departemen Keuangan akan menyelesaikan penyusunan DIPA (daftar Isian pelaksanaan anggaran) maksimal 18 Maret 2009," ujar Sri Mulyani.
Di Bawen, Jawa Tengah, Koordinator Tim AAPI (Advokasi Asosiasi Pengusaha Indonesia) Jateng Agung Wahono mengingatkan, gelombang PHK saat ini masih merupakan badai awal dari gelombang lebih besar yg diperkirakan berlangsung akhir semester I-2009. sayangnya hampir semua pemerintah di kabupaten dan kota Jateng belum mempunyai program jaring pengaman PHK yg riil.


Masih Separuhnya
Agung Wahono mengatakan, gelombang PHK di Jateng saat ini mencapai 5.000 pekerja, masih separuh dari angka yg direncanakan perusahaan sekitar 10.000 orang. "Ada 15 perusahaan orientasi ekspor yg sdh konsultasi dan mereka mulai merealisasikan PHK bertahap mulai awal tahun ini. Puncaknya antara April dan Juni apabila belum ada sinyal positif dari pasar," katanya.
Di kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, dari catatan Dinas Tenaga Kerja, Sosial, dan Keluarga Berencana (Disnakersos KB) Sleman, jumlah perusahaan yg melakukan PHK hingga saat ini tercatat sebanyak 37. Adapun jumlah tenaga kerja yg terkena PHK mencapai 533 orang.
"Untuk periode Januari sampai Maret ini, tercatat 15 PHK yg dilakukan lima perusahaan," ujar Kepala Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi Disnakersos KB Sleman Basuki.
Ia menambahkan, dampak krisis juga membuat delapan perusahaan mengajukan penundaan pembayaran upah minimum provinsi pd 2008, atau lebih banyak dari tahun 2007 yg hanya dua perusahaan.[-O-]

Rabu, 06 Oktober 2010

Azwir Berlebaran dalam Kesendirian

LEBARAN biasa menjadi momen bahagia saat berkumpulnya seluruh anggota keluarga. Tetapi, bagi Azwir (33), warga desa Gugop, Pulau Breueh, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Lebaran adalah kesendirian.
Inilah Lebaran kedua yg harus dilewati Azwir tanpa keluarga. Istri dan ketiga anaknya hilang ditelan gelombang tsunami dua tahun silam. Tak ada kabar kemana laut menghanyutkan jenazah keempat orang terkasih. Ketika bulan Rhamadan tiba, saat orang-orang berziarah di pusara keluarga yg telah meninggal, Azwir hanya bisa berdoa dalam sunyi di dalam kamar baraknya.
Dan, sore itu, seminggu menjelang lebaran, Azwir melewatkan buka puasa dalam kesendirian di kamar barak. Di luar kamar, suasana jalanan desa Gugop sangat sunyi. Maklum, desa di pulau kecil itu telah kehilangan lebih dari tiga perempat penduduknya. Dari sekitar 850 penduduk di Gugop sebelum tsunami, yg selamat hanya 200-an orang.
Malam itu tak ada suasana hingar-bingar penduduk di desa Gugop menyambut Lebaran. Tak ada kembang api ataupun bunyi petasan. Bahan, tawa ceria anak-anakpun sangat jarang terdengar. Hanya beberapa anak kecil di Desa Gugop yg selamat dari tsunami. Perempuan yg kehilangan suami dan anak-anaknya saat tsunami pd malam itu tengah membuat kue-kue Lebaran khas Aceh, seperti kue bada reteuk, karah, dan bohoi. Harum kue menguar dari pemanggang berupa kotak berbahan seng yg dipanaskan dgn kompor minyak tanah. Namun, harum kue lebaran itu justru membuat Azwir larut dalam kepedihan.
Momen lebaran selalu saja mengingatkannya kpd anak dan istri.”Menjelang lebaran seperti inilah yg paling pedih. Biasanya kami buka puasa dan sahur bersama-sama. Kemudian belanja ke Banda Aceh, menyiapkan baju utk anak-anak,” kenang Azwir. Kini tak ada persiapan khusus Azwir menyambut Lebaran.

Kembali ke Laut

Laut memang telah merengut orang-orang tercintanya, tetapi hidup Azwir tak bisa terpisahkan dari laut. Dari laut, Azwir menggantungkan hidup hingga kini. Hampir tiap malam Azwir menyelami lautan, mengambil berkah dari laut berupa udang lobster. Profesi yg ditekuninya sejak usia 9 tahun itu adalah satu-satunya tumpuan hidup.

Seperti malam-malam sebelumnya, malam itu sehabis shalat tarawih, Azwir bersiap-siap mencari lobster. Di tengah udara dingin akibat hujan yg mengguyur di Pulau Breueh sejak sore hari, Azwir tetap melaut. Di tengah kehilangan yg sedemikian besar, Azwir mencoba membuat hidupnya lebih bermakna, dgn menjadi wali bagi anak-anak yatim di kampungnya. Lebaran kali ini memang sepi tanpa istri dan anak-anak kandungnya. Tetapi, Azwir kini tak sendiri. Dia menjadi tumpuan baru bagi anak-anak yatim di kampungnya.[-O-]

Senin, 04 Oktober 2010

Pesan Moral Dari Jayawijaya

DINGINNYA udara dan tebal kabut tidak menyurutkan niat para pendaki yg tergabung dalam tim Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia utk merayakan peringatan Hari Bumi di kawasan es Nggapulu, Pegunungan Jayawijaya, Papua, Kamis (22/4), atau di ketinggian sekitar 4.700 meter dpl.
Di kawasan yg jaraknya sekitar 150 meter lagi menuju Puncak Nggapul atau Soekarno tsb, mereka merenungkan arti penting bagi kondisi lingkungan saat ini. Pemanasan Global, perubahan iklim, kerusakan hutan, dan alih fungsi lahan membuat bencana semakin dekat pada manusia.
Sekitar 23 orang yg tergabung dalam tim Alfa dan tim Bravo Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia ini memiliki asa yg sama, yaitu perubahan perlakuan lingkungan utk kehidupan Bumi yg lebih baik.
Dari lebah Danau-Danau, tim Bravo berangkat sekitar pukul 08.00 WIT atau 06.00 WIB. Tim menempuh perjalanan sekitar 4 jam sebelum mencapai lokasi lokasi yg dituju, padang es yg diapit puncak Nggapulu dan Puncak Soemantri.
Sehari sebelumnya atau pada Rabu (21/4), tim Alfa sdh lebih dahulu berada dikawasan puncak Nggapulu. Mereka mendirikan tenda utk berlatih menginap di atas medan es. Tujuannya, agar mereka terbiasa dgn medan dan suhu ekstrim yg nantinya akan mereka hadapi di puncak-puncak gunung tertinggi lainnya.
Setelah kedua tim bertemu di atas medan es, mereka kemudian mendaki dgn berpegang tali agar dpt bergerak bersama. Namun, pekatnya kabut cukup menghambat perjalanan tim. Jarak pandang hanya sekitar 3 meter. Belum lagi dinginnya udara dan hujan yg mendera anggota tim. Agar tdk menggigil kedinginan, semua pendaki harus bergerak dan berjalan dalam jarak dekat.

Setelah tiba di padang es, sesama anggota tim saling mengamit tangan. Mereka mengheningkan cipta sejenak, kemudian disambung dgn nyanyian penyemangat. Ketua Harian Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia Yopie Rikson membuka sambutan dalam ”seremoni” kecil itu. Dia menekankan, kegiatan ini hanya utk memberi pesan soal kerusakan lingkungan.

Anggota Wanadri angkatan 1968/1969 yg tergabung dalam Tim Bravo, Iwan Hignasto (58), mengungkapkan, perayaan Hari Bumi di kawasan es Nggapulu ini juga utk memberikan kesadaran secara luas kpd masyarakat akan ancaman pemanasan global.
"Pemanasan global membuat es menyusut di pegunungan Jayawijaya ini begitu pesat. Ada juga gejala lokalyg timbul, seperti banjir dan kekeringan," kata Iwan. Anggota Wanadri lainnya, Renny Tjahari (65), mengajak seluruh masyarakat agar mau bertindak sesuatu sesuai dgn kompetensi masing-masing. "Dengan menanam pohon atau mengurangi kegiatan yg menghasilkan polusi," ucapnya

Pemimpin Berani
Selain kesadaran masyarakat, menurut Erry Ryana Hardjapamekas, mantan Ketua Komisi Pemberantas Korupsi, yg tergabung dalam Tim Bravo, utk menangani persoalan lingkungan yg semakin parah dibutuhkan juga kebijakan yg berani dari pemimpin bangsa, baik dari kalangan eksekutif maupun legislatif.
Seperti halnya korupsi, kata dia, penanganan kerusakan lingkungan harus dgn kepastian hukum. Pemerintah bisa saja memberikan batasan masa pelanggaran yg dpt diampuni jika memang kesulitan mendeteksi waktu pelanggaran. "Misalnya, pemerintah mengampuni pelanggaran lingkungan yg pernah dilakukan hingga tahun 2000. Dengan catatan, perusak lingkungan harus memberikan denda senilai 50 persen sesuai dgn tingkat kesalahannya,"kata Erry.
Namun, setelah tahun yg ditentukan, pemerintah harus memberikan hukuman berat agar terdapat efek jera bagi perusak lingkungan meskipun berasal dari perusahaan besar. "Hanya saja, butuh pemimpin yg berani mengambil resiko utk membuat keputusan yg tdk populis tsb," kata Erry.
Tidak adanya keputusan yg tegas utk menindak perusak lingkungan, seperti perambah hutan secara liar, pertambangan ilegal, dan pelaku eksploitasi sumber daya alam secara masif, membuat dampak pemanasan global tdk akan bisa dicegah. Iwan menambahkan, parahnya dampak pemanasan global sekarang ini membuat masyarakat dunia beradaptasi dgn perubahan lingkungan, tdk lagi melakukan mitigasi.
Seusai upacar, tim kembali turun ke kamp terakhir di Lembah Danau-Danau. Selama perjalanan turun, mereka mengumpulkan sampah anorganik, baik yg mereka hasilkan maupun yg mereka temukan di sepanjang jalur, utk konservasi. Tak pelak, kampanye "kecil" tim ekspedisi pd hari Bumi ini memang ingin memberikan pesan moral bagi pemimpin bangsa. Keselamatan lingkungan hanya akan menjadi wacana jika pemimpinnya terus membiarkan eksploitasi lingkungan secara besar-besaran berlangsung.[-O-]

Minggu, 03 Oktober 2010

Ibu Rumah Tangga Kecopetan

Sial benar nasib Rahmawati, 30, penduduk jalan Abdul Salim Gang Keluarga Pasar I Tanjung Sari, bersama kemenakannya Siti Meisarah, 17, warga Jalan Pondok Kelapa Kampung Lalang Medan. Pasalnya, saat mereka berdua mau berbelanja di Pajak Petisah, dompet yg tersimpan di dalam tas sandangnya, Minggu (30/7) sekira pukul 16.20 WIB, raib diembat maling.

Kepada petugas Polsekta Medan Baru ketika mengadukan peristiwa yg dialaminya, Rahmawati sebelumnya sudah merasakan adanya sinyal tidak enak yg akan menimpa dirinya. Makanya, ketika kemenakannya datang mengajak utk berbelanja, Rahmawati sempat menolak. Namun karena didesak terus, akhirnya Rahmawati bersedia utk menikmati liburan di hari Minggunya sambil berbelanja di Pajak Petisah.

Sesampainya mereka di Pajak Petisah, Rahmawati memarkirkan sepeda motornya di halaman parker pajak itu. Lalu keduanya bergegas menuju tempat penjualan pakaian yg ada di lantai satu. Hanya sesuatu yg janggal dirasakan Rahmawati, mulai sejak dirinya dan kemenakannya masuk ke pajak tsb, seorang ibu rumah tangga yg diperkirakan berusia kepala empat terus saja mengikuti dan memepetnya di keramaian. Namun, dugaan Rahmawati terhadap omak-omak itu masih dijauhkannya karena dia beranggapan tdk mungkin seseorang wanita mau berbuat jahat seperti itu.

Namun, alangkah terkejutnya korban, begitu sepeninggal omak-omak itu, dirinya melihat tas tangannya, sudah dalam keadaan tdk utuh lagi. Rahmawati semakin terperanjat begitu memeriksa tasnya, dompet yg berisikan uang Rp. 350 ribu, STNK, dan ATM yg sebelumnya nangkreng di situ, hilang tak berbekas.

Kapolsekta Medan Baru, AKP Yusfhi M Nasution SSos Sik, membenarkan adanya peristiwa tsb dan laporan korban masih dalam proses pemeriksaan petugas guna mengungkap pelaku pencopetan tsb.[-O-]

Sabtu, 02 Oktober 2010

Karyawati Restoran Tewas Terbakar di Kamar Kontrakan

Siti Mahmud (19), karyawati sebuah restoran, tewas terbaar di kamar kontrakannya dalam musibah kebakaran di Kampung Petak Asam Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (18/7) pukul 13.30.
Sebelumnya, pukul 09.00, si jago merah juga melalap puluhan rumah milik 42 keluarga di Rawa Barat, kebayoran Baru, Jaksel. Api diduga berasal dari kompor minyak milik Sutinah.
Dalam kebakaran di Penjaringan ini, selain menewaskan Siti, sebuah gudang dan sekitar 40 kamar kos yg berdinding tripleks dan beratapkan seng, termasuk kamar korban, ludes terbakar. Tarjuki (28), yg sudah empat tahun menghuni salah satu kamar kontrakan itu, menyebutkan, api di duga dari kompor.
Menurut Abdul Rahman, ketua Regu Piket Suku Dinas kebakaran Jakut, api diduga berasal dari hubungan arus pendek listrik. Namun, polisi masih menyelidiki asal api. Petugas sempat kesulitan mencapai lokasi kebakaran yg terletak di sisi rel kereta api Jakarta kota-Ancol dan kolong tol Jembatan Tiga karena jauh dari jalan raya. Api dipadamkan dua jam kemudian, sekitar pukul 15.30.
Wartani (42), kakak kandung korban, menuturkan, adiknya itu anak ketiga dari sembilan bersaudara. Sehari-hari, Siti bekerja sebagai pelayan sebuah restoran tdk jauh dari lokasi kebakaran.”Dia sdh dua tahun bekerja di sana setelah tiga bulan tinggal bersama saya“, katanya.
Jenazah korban yg hangus lalu dibawa ke RSCM utk diperiksa. Ketua RW 05 Mursidi dan saudara kandung korban ikut mengantar jenazah ke RSCM. Wartini menyebutkan, di lokasi yg terbakar itu terdapat 40 kamar kos (kontrakan) milik beberapa warga. Misalnya, Taryo memiliki empat kamar, Munir enam kamar, dan Wati 16 kamar, Syarif dan dua orang lainnya juga memiliki belasan kamar. Sedangkan gudang yg menjadi tempat penyimpanan drum, yg juga ludes, adalah milik Akiong. Sebuah warung nasi juga terbakar.[-O-]

Jumat, 01 Oktober 2010

Mengais Setetes rezaki di Musim Kemarau

Kasim (46) tak lelah menyusuri jalan-jalan di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Siang yg terik tak mengendurkan langkah kakinya yg hanya beralaskan sandal jepit. Sambil mendorong gerobak yg mengangkut jerigen air, sesekali ia berhenti di warung tepi jalan, menawarkan air kpd pelanggannya.
Keseharian Kasim adalah berdagang air keliling. Bersama dgn pedagang, ia mengambil air di sebuah sumur di Jatibunder, Tanah Abang, kemudian mengantar air bersih itu ke pelanggannya seharga Rp. 1.000 per jerigen. Sekali jalan, ia bisa mengangkut 16 jerigen dgn gerobak dorongnya.
Musim kemarau ini seakan memberi berkah bagi Kasim dan kawan-kawannya. Kalau orang lain mengeluh sulit mencari air akibat banyak sumber air mengecil, Kasim malah mendapat tambahan penghasilan. "Saat kemarau seperti ini, permintaan air semakin bertambah, tetapi saya tidak bisa melayani semuanya. Tidak kuat kalau harus bolak-balik mengangkut airk karena jaraknya jauh,” katanya sambil mengusap peluh yg membasahi dahinya dgn sobekan handuk yg menggantung di lehernya. Biasanya Kasim hanya berkeliling tiga kali jalan setiap hari. Namun, saat musim kemarau, ia bisa keliling hingga lima kali setiap hari. Dengan sekali jalan mengankut 16 jerigen, dalam sehari Kasim bisa mendapatkan penghasilan kotor Rp.80.000. Setelah dikurangi utk uang makan serta setoran pengambilan air, Kasim membawa pulang sisanya utk keluarga.
Cerita serupa dialami Doyok (50), pedagang air yg biasa menyuplai kebutuhan warung dan rumah di sekitar Pasar Tanah Abang. Meskipun ada permintaan lebih pd musim kemarau ini, ia tidak memaksakan diri untuk melayani semua permintaan air. Sehari, Doyok hanya empat kali jalan. Ia menjual satu jerigen seharga Rp.1.500. Meski demikian, tambahan keuntungan yg dia peroleh masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.“Kebutuhan keluarga selalu saja ada, padahal kerja kami hanya kuli begini,“ ujarnya.
Ramlan musim kemarau yg bakal menyebabkan kekeringan hingga bulan depan bagi sebagian besar orang adalah belitan hidup, karena mereka harus keluar ongkos baru utk membeli atau mencari air. Tetapi, bagi Kasim dan Doyok, kekeringan meneteskan sedikit harapan sehingga tak perlu berpikir menjual gerobak utk makan.[-O-]